Day 12 – Kintamani – Sore usai black lava jeep, saya akhirnya bisa duduk diam sebentar di El Lago Kintamani. Setelah seharian lompat naik-turun jeep di area black lava, badan masih kebawa getar, tapi kepala cuma kepikiran satu hal: ngopi santai sambil lihat danau. Saya pilih duduk di area yang menghadap ke danau dan gunung, dengan satu gelas kopi dan camilan di meja. Rasanya seperti tombol pause setelah hari yang padat, dan di momen ini kamu bisa benar-benar menikmati Kintamani pelan-pelan.
Baca Juga : Rekomendasi Wisata Di Magelang

Kenapa Saya Akhirnya Memilih El Lago Kintamani
Kintamani itu identik dengan view danau dan gunung, jadi wajar kalau banyak kafe memanfaatkan panorama yang sama. Tapi sore itu saya butuh tempat yang terasa cukup tenang untuk menutup hari, bukan sekadar mampir foto lalu pergi. Dari rekomendasi sana-sini, muncul nama El Lago, kafe view yang menghadap langsung ke danau dan gunung.
Ekspektasi saya sederhana:
- Bisa duduk santai tanpa dikejar waktu.
- Punya sudut pandang yang enak untuk menikmati langit sore.
- Ada pilihan kopi dan camilan manis untuk teman santai.
Begitu sampai, hal pertama yang terasa adalah atmosfer “slow down”-nya. Angin sore Kintamani yang sejuk, pemandangan danau dan gunung di depan mata, dan suara obrolan ringan dari meja ke meja. Buat kamu yang datang setelah aktivitas padat seperti black lava jeep, El Lago ini cocok banget dijadikan “cooling down spot” sebelum balik ke penginapan.
Pengalaman Ngopi & Camilan: Sore yang Pelan Tapi Berkesan di El Lago Kintamani
Karena memang datang di jam sore, sekitar pukul 15.30, kafe sudah mulai terisi tapi belum sampai yang benar-benar penuh sesak. Saya pesan satu kopi hangat dan satu camilan manis untuk berbagi di meja. Kombinasinya pas untuk sore di udara sejuk Kintamani.
Urutan pengalamannya kurang lebih seperti ini:
- Pesan & pilih tempat duduk
Begitu masuk, saya langsung lihat area duduk yang menghadap ke danau dan gunung. Kursi di bagian ini biasanya jadi incaran, jadi kalau kamu datang agak sore, usahakan langsung pilih spot dulu. Setelah itu baru nyaman buka menu dan memutuskan mau pesan apa. - Waktu tunggu yang masih masuk akal
Dari pesan sampai pesanan tiba, waktu tunggu saya sekitar 10–15 menit. Untuk ukuran kafe yang ramai di jam sore, ini masih sangat wajar. Sambil menunggu, saya pakai waktu untuk foto-foto area sekitar dan coba menikmati angin dingin yang pelan-pelan naik dari arah danau. - Rasa kopi & camilan untuk temani view
Kopi yang saya pesan cenderung seimbang, tidak terlalu pahit, dengan rasa yang cukup nyaman diminum pelan-pelan sambil ngobrol. Camilan manisnya terasa jadi “jembatan” antara lidah yang butuh sesuatu untuk dikunyah dan mata yang sibuk menikmati pemandangan. Tekstur camilan yang lembut dengan sentuhan manis membuat sore itu terasa lengkap tanpa perlu makan besar. - Sore adalah waktu emasnya
Berdasarkan pengalaman, sore hari memang jadi waktu yang paling pas menikmati kafe seperti ini. Udara mulai dingin, tapi matahari belum hilang total. Perpaduan warna langit, danau, dan gunung membuat setiap teguk kopi terasa punya latar belakang visual yang tidak kamu dapatkan setiap hari.
Total, saya menghabiskan waktu sekitar 40–60 menit di El Lago. Cukup lama untuk merasa pulih setelah aktivitas, tapi juga tidak sampai terlalu lama sampai malas beranjak.
Info Praktis: Jam Ramai, Parkir, dan Hal Lain yang Perlu Kamu Tahu
Supaya kamu bisa merencanakan kunjungan dengan lebih tenang, ini beberapa catatan praktis dari kunjungan saya:
- Waktu paling ramai: sekitar 15.00–17.00
Di rentang waktu ini, meja mulai banyak terisi, terutama yang view-nya menghadap langsung ke danau dan gunung. Kalau kamu tipe yang tidak terlalu suka suasana terlalu padat, bisa datang sedikit sebelum jam tiga atau setelah jam lima. - Parkir motor/mobil: terbatas
Ini salah satu hal yang penting untuk kamu perhatikan. Area parkir tidak terlalu luas, jadi ketika pengunjung lagi banyak, kamu mungkin harus sedikit bersabar untuk mencari tempat menaruh kendaraan. Kalau memungkinkan, datang dengan motor atau bareng satu mobil ramai-ramai lebih praktis dibanding banyak kendaraan terpisah. - Durasi nyaman di lokasi: 40–60 menit
Buat saya, rentang waktu ini ideal. Cukup untuk pesan, menunggu, menikmati kopi dan camilan, sekaligus foto-foto dengan view danau dan gunung sebagai latar. - Soal tahun berdiri
Untuk informasi sejak kapan El Lago berdiri, saya tidak mendapatkan angka pasti. Yang jelas, dari cara kafe ini beroperasi, suasananya terasa sudah cukup “matang” dalam mengatur alur tamu di jam-jam ramai.
Dengan bekal informasi ini, kamu bisa mengatur ekspektasi dan waktu kunjungan lebih enak, terutama kalau datang di musim liburan saat Kintamani sedang ramai-ramainya.
Ngobrol Singkat dengan Tim El Lago Kintamani
Saya sempat mengobrol sebentar dengan salah satu karyawan di El Lago. Bukan wawancara panjang, tapi cukup untuk dapat beberapa insight yang berguna buat kamu yang berencana datang.
Berikut rangkumannya:
- Menu manis yang paling sering dicari pengunjung
Menurut staf, menu manis masih jadi pilihan aman banyak tamu yang ingin menikmati sore sambil duduk lama. Kombinasi kopi atau minuman hangat dengan sesuatu yang manis dan mudah dibagi sering jadi andalan, terutama untuk keluarga atau rombongan kecil. - Spot favorit untuk menikmati sunset
Mereka menyarankan area duduk yang menghadap langsung ke danau dan gunung sebagai spot terbaik menjelang matahari turun. Datang sedikit lebih awal sebelum jam rame sore dimulai akan membantu kamu dapat posisi yang lebih leluasa untuk menikmati perubahan warna langit. - Soal minimum order
Dari obrolan singkat, saya menangkap bahwa konsepnya lebih ke arah “wajar untuk sebuah kafe view” — kamu pesan makanan/minuman sesuai kebutuhan kelompokmu. Intinya, pesan secukupnya agar kamu tetap nyaman duduk dan menikmati suasana tanpa merasa canggung. - Perlu reservasi atau tidak?
Untuk kunjungan biasa di hari-hari yang tidak terlalu padat, datang langsung biasanya cukup. Tapi kalau kamu berencana datang di akhir pekan atau musim liburan, terutama dalam rombongan, ada baiknya menghubungi mereka lebih dulu hanya untuk memastikan ketersediaan tempat.
Obrolan singkat seperti ini membantu saya memahami cara kerja kafe dari sisi dalam, sekaligus memberi gambaran apa yang layak kamu antisipasi sebelum datang.
Baca Juga : Mujair Nyat Nyat Pedas Gurih di Warung Nyat Nyat Kedisan, Kintamani 2025
El Lago Kintamani vs Kafe View Lain di Kintamani
Kalau kamu sering main ke Kintamani, mungkin sudah pernah dengar atau bahkan mampir ke kafe view lain seperti Montana atau Ritatkala. Secara garis besar, mereka bermain di tema yang mirip: pemandangan danau dan gunung sebagai daya tarik utama.
Yang saya rasakan di El Lago:
- Nuansanya terasa cukup santai untuk duduk lebih lama setelah aktivitas fisik seperti black lava jeep.
- Posisinya membuat kamu bisa fokus menikmati pemandangan tanpa terlalu banyak distraksi.
- Camilan manis dan kopi yang saya coba terasa selaras dengan momen sore — tidak berlebihan, tapi cukup untuk menemani obrolan.
Sementara kafe lain seperti Montana atau Ritatkala bisa jadi punya keunggulan masing-masing dalam hal desain ruang, variasi menu, atau sudut foto, El Lago menurut saya layak masuk daftar kalau kamu mencari:
- Sore yang tenang setelah seharian aktivitas.
- Pemandangan danau dan gunung yang jelas.
- Waktu nongkrong sekitar satu jam tanpa dikejar-kejar agenda berikutnya.
Lihat Lokasi : google maps
Bukan soal mana yang paling “wah”, tapi lebih ke mana yang paling cocok dengan suasana hati dan ritme perjalanan kamu hari itu.
Tips Nyaman Menikmati El Lago Kintamani
Supaya kunjungan kamu ke El Lago berjalan lebih mulus, ini beberapa tips praktis dari pengalaman saya:
- Datang sedikit sebelum jam ramai
Kalau bisa, atur untuk tiba sebelum jam 15.00. Di jam ini, kamu masih punya opsi tempat duduk lebih banyak, terutama yang langsung menghadap danau dan gunung. - Pilih menu sesuai ritme perjalanan
Kalau kamu baru saja selesai aktivitas berat seperti black lava jeep, kombinasi minuman hangat dan camilan bisa jadi pilihan paling pas. Tidak terlalu berat, tapi cukup untuk mengisi tenaga sambil menunggu jam makan besar berikutnya. - Siap-siap soal parkir
Karena parkir terbatas, akan lebih nyaman kalau kamu datang tidak terlalu mepet jam ramai. Kalau memungkinkan, datang dengan kendaraan bersama-sama dalam satu rombongan agar lebih mudah mengatur parkir. - Luangkan waktu sekitar satu jam
Idealnya, sediakan waktu 40–60 menit di sini. Tidak perlu terburu-buru, tapi juga cukup untuk menikmati suasana, menghabiskan minuman dan camilan, serta foto-foto tanpa merasa dikejar waktu. - Perhatikan cuaca & pakaian
Kintamani cenderung sejuk, apalagi sore hari. Bawa jaket tipis atau pakaian yang sedikit lebih hangat, supaya kamu tetap nyaman duduk di area outdoor sambil menikmati view. - Kalau datang ramai-ramai, komunikasi singkat sebelum berangkat
Untuk rombongan keluarga atau teman, terutama saat akhir pekan atau musim liburan, tidak ada salahnya menghubungi kontak kafe terlebih dulu untuk menanyakan ketersediaan tempat di jam yang kamu incar.
Dengan memikirkan hal-hal kecil ini dari awal, kunjunganmu ke El Lago bisa jauh lebih tenang dan minim kejutan.
Jadi Wajib ke El Lago Kintamani?
Buat saya, El Lago Kintamani ini layak dimasukkan ke itinerary, terutama kalau kamu suka mengakhiri hari dengan suasana santai dan pemandangan yang jelas terasa “Kintamani banget”. Ada tiga hal yang menempel di kepala setelah saya pulang:
- View – Pemandangan danau dan gunung yang terbentang di depan mata membuat satu gelas kopi terasa punya konteks yang berbeda. Bukan sekadar minum, tapi menikmati suasana.
- Santai – Sore usai black lava jeep adalah waktu ketika badan butuh istirahat dan kepala butuh jeda. Di El Lago, saya merasa diberi ruang untuk duduk tenang tanpa terburu-buru.
- Manis – Bukan hanya dari camilan yang saya pesan, tapi juga dari momen kecil: obrolan ringan, udara sejuk, langit pelan-pelan berubah warna, dan perasaan bahwa hari itu ditutup dengan cara yang pas.
Kalau suatu hari kamu punya rencana menyusun itinerary Kintamani dengan kombinasi aktivitas dan santai, mempertimbangkan El Lago sebagai tempat ngopi sore setelah black lava jeep menurut saya adalah ide yang masuk akal. Bukan tempat yang “harus demi tren”, tapi tempat yang layak kamu datangi ketika ingin menikmati Kintamani dengan tempo yang lebih pelan namun tetap berkesan.



