Saya melipir ke Canggu setelah foto-foto di Batu Bolong. Perut belum terlalu lapar, tapi pengin sesuatu yang sehat dan fresh. Crate Cafe tampak ramai sejak saya datang; suasananya cerah, musik ringan, dan bar kopi sibuk menyiapkan pesanan. Saya duduk di bangku kayu dekat jendela—siap buat brunch yang tidak cuma enak, tapi juga nyaman untuk rehat sejenak.
Baca Juga : Rekomendasi Wisata Di Magelang

Kenapa Saya Datang: Cari Sehat-Fresh yang Porsinya “Nendang”
Ekspektasi saya sederhana: mangkuk brunch dengan komposisi seimbang—karbo secukupnya, protein jelas, sayur dan buah segar, serta dressing yang tidak menutupi rasa asli. Crate Cafe dikenal dengan porsi besar dan tampilan yang fotogenik; itu dua hal yang saya cari ketika butuh satu menu yang bisa jadi brunch sekaligus “bensin” buat lanjut jalan. Di Canggu, pilihan café sangat banyak, tapi di sini saya ingin mengecek apakah visual cantik juga ditopang rasa dan tekstur yang pas.
Untuk Lokasi : Google Maps

Pengalaman Makan: Segar, Berlapis Tekstur, dan Bikin Betah
Saya pesan satu bowl favorit pelanggan (versi granola-fruit bowl) dan satu “savory bowl” dengan telur. Pesanan keluar sekitar 15 menit—masuk akal untuk jam ramai.
- Fruit & Granola Bowl: Basis yogurt yang dingin berpadu granola renyah. Potongan buah matang terasa manis alami—tidak “overripe”, tidak “tawar”. Ada sentuhan asam dari berry yang bikin segar di suapan pertama, lalu madu yang halus di bagian akhir. Tekstur granola “crunchy” menyeimbangkan lembutnya yogurt; mulut tidak cepat bosan. Aftertaste bersih, tidak meninggalkan lapisan gula berlebih.
 - Savory Bowl (telur): Roti gandum tipis sebagai alas, topping telur setengah matang, sayuran panggang ringan, dan saus yang cenderung ke arah “tangy-salty” tapi tidak mendominasi. Avocado slice menambah lemak baik dan mouthfeel creamy. Setiap unsur terasa disusun berlapis: ada gurih dari telur, segar dari sayur, dan sedikit smokey dari panggangan.
 

Kapan enaknya? Pagi–siang. Pada rentang itu, suhu Canggu masih bersahabat dan bowl segar terasa paling nikmat. Waktu tunggu di kunjungan saya: ±10–20 menit (saya dapat 15 menit). Alur penyajian rapi: pesan di kasir, dapat nomor, minuman duluan, bowl menyusul. Stafnya sigap merapikan meja dan mengarahkan tempat duduk ketika arus tamu padat.
Kopi andalan mereka juga smooth. Saya pilih latte; rasanya bersih dengan body medium—pas untuk mendampingi bowl yang cenderung segar dan ringan.

Informasi Praktis: Jam Ramai, Parkir
- Jam ramai: 09.00–11.00. Kalau datang pada rentang ini, siap antre singkat.
 - Parkir: Terbatas, terutama untuk mobil. Motor pun perlu sabar, apalagi akhir pekan.
 - Sudah berdiri sejak: — (saya tidak menemukan keterangan resmi di lokasi; jadi saya tidak berspekulasi).
 

Kalau kamu bawa kendaraan, datang lebih pagi atau pakai ojek online bisa menghemat waktu cari tempat parkir.
Ngobrol Singkat dengan Karyawan
- Menu anak: “Pilih fruit bowl atau toast sederhana; porsinya bisa untuk share.”
 - Best-seller bowl: “Varian fruit & granola dan bowl dengan telur paling sering keluar.”
 - Kopi andalan: “Latte dan flat white—paling aman buat yang suka susu.”
 - Antre paling singkat: “Datang sebelum jam 9 pagi atau lewat jam 11 siang; weekdays lebih santai.”
 
Komparasi Ringkas: Milk & Madu & Shady Shack
- Milk & Madu: Atmosfer lebih family-friendly dengan pilihan menu luas. Rasa comfort, konsisten, dan cocok untuk rombongan.
 - Shady Shack: Kuat di pilihan vegetarian/plant-based, suasana teduh, porsi juga menyenangkan.
 - Crate Cafe: Porsi besar, plating fotogenik, dan ritme layanan cepat meski ramai. Buat kamu yang ingin brunch “cepat-tapi-serius” soal rasa, ini kandidat kuat.
 
Semua punya karakter. Kalau fokusmu instagramable + porsi besar + eksekusi rasa segar, Crate Cafe menonjol. Bila kamu butuh opsi keluarga yang lebih beragam, Milk & Madu bisa dilirik. Untuk vegetarian yang ingin suasana adem, Shady Shack nyaman.

Tips Kunjungan: Datang Pagi, Strategi Pesan, Ramah Keluarga
- Waktu terbaik: Sebelum 09.00 atau setelah 11.00. Antre lebih singkat, meja lebih cepat.
 - Strategi pesan:
- Satu fruit & granola bowl + satu savory bowl cukup untuk berdua jika kamu “lapar ringan”.
 - Tambahkan latte/flat white untuk pairing aman; kalau suka segar, pilih iced long black.
 
 - Soal parkir: Bawa motor lebih praktis. Mobil? Pertimbangkan drop-off.
 - Bawa anak: Pilih meja yang agak pinggir; fruit bowl mudah diterima anak. Jangan sungkan minta piring tambahan untuk share porsi.
 - Foto dulu, baru makan: Penyajian cantik; ambil beberapa angle dekat jendela. Setelah itu, aduk tipis biar tekstur menyatu.
 - Pakai pembayaran non-tunai bila tersedia untuk mempercepat alur di kasir.
 
Akhir dari Experience Ini: Pantas Masuk List Brunch-mu
Crate Cafe di Canggu menyajikan brunch bowls yang memenuhi tiga kriteria penting buat saya: segar, porsi pas untuk tenaga jalan, dan tampilan yang bikin semangat motret. Alur pesan–tunggu–saji di jam sibuk tetap efisien. Kekurangannya? Parkir yang terbatas. Tapi itu “konsekuensi wajar” area favorit di Canggu.
Kalau kamu mencari tempat buat brunch santai setelah main ke Batu Bolong, dengan mangkuk berlapis tekstur, rasa bersih, dan kopi yang seimbang, Crate Cafe layak dicoba—terutama bila kamu datang sedikit lebih awal.
Jadi Wajib Nggak Nih?
Layak — segar, ramai, instagramable.
Untuk itinerary Day 2 dari Kuta ke Canggu, tempat ini jadi pilihan aman: rasanya memuaskan, porsinya bisa diatur untuk share, dan fotonya menyenangkan untuk feed maupun story.

Ringkasan Data Lapangan
- Enak dimakan saat: Pagi–siang
 - Jam ramai: 09.00–11.00
 - Parkir motor/mobil: Terbatas
 - Kelebihan lain: Porsi besar, fotogenik
 - Kompetitor sejenis: Milk & Madu, Shady Shack
 - Sudah berdiri sejak: —
 - Waktu menunggu pesanan: 10–20 menit
 - Durasi di lokasi: 40–60 menit
 - Diskusi singkat: menu anak, best-seller bowl, kopi andalan, waktu antre paling singkat
 



