Day 8 – Ubud – malam itu saya dan keluarga melipir menikmati street food ke Pasar Senggol Gianyar, niatnya memang bukan makan besar, cuma pengin ngemil variatif sambil lihat suasana pasar malam. Lampu-lampu kuning di deretan tenda, suara pedagang memanggil, dan aroma gorengan langsung nyambut begitu kami turun dari motor. Anak-anak sibuk nunjuk jajanan warna-warni, sementara saya pelan-pelan mengamati satu per satu stan street food yang berjajar rapat. Rasanya seperti masuk ke zona “cheat night”, di mana kamu boleh icip sedikit dari banyak hal tanpa merasa terlalu berdosa.
Kenapa Saya Datang ke Pasar Senggol Gianyar – Street Food Pasar Senggol Gianyar

Saya datang ke Pasar Senggol Gianyar dengan satu tujuan sederhana: ngemil macam-macam tanpa harus terikat satu menu berat di satu warung saja. Di Ubud, kamu gampang banget menemukan restoran cantik, café estetik, atau warung makan keluarga. Tapi kalau pengin merasakan sisi “jalanan” yang lebih rame dan hidup, pasar malam begini punya daya tarik yang beda.
Pasar Senggol Gianyar dikenal punya banyak jajanan dalam satu area: dari gorengan, sate-satean, bakso tusuk, aneka kue pasar, sampai minuman segar. Buat saya, ini tipe tempat yang cocok kalau kamu datang bareng keluarga atau teman, dan semua lagi pengin cemilan beda-beda. Tinggal bagi tugas: satu orang antre di stan sate, yang lain ambil minuman, satunya lagi berburu kue tradisional. Dalam waktu singkat meja sudah penuh piring kecil.
Lokasinya sendiri ada di area pasar dan alun-alun seputaran Gianyar, jadi kamu akan merasa menyatu dengan ritme warga lokal. Bukan tempat yang “di-setting” wisata banget, tapi lebih ke suasana asli orang Gianyar yang habis aktivitas, lalu mampir jajan. Itu yang bikin saya suka: terasa lebih jujur.
Lihat lokasi: Google Maps
Pengalaman Ngemil: Jalan Pelan, Pilih Satu-satu – Street Food Pasar Senggol Gianyar

1. Suasana Malam dan Alur Jajan
Pasar Senggol Gianyar paling enak dinikmati saat malam, sekitar jam 19.00–21.00. Di jam segini, stan sudah kebanyakan buka, dan suasana lagi hidup-hidupnya. Tapi artinya, ini juga jam paling ramai. Jadi jangan kaget kalau kamu harus jalan pelan-pelan di antara banyaknya pengunjung yang sama-sama lagi cari jajanan.
Pola jajan di sini kurang lebih begini:
- Kamu jalan menyusuri lorong pasar, lihat dulu semua pilihan.
- Begitu ada stan yang menarik, berhenti sebentar, tanya harga, lalu pesan.
- Biasanya butuh sekitar 5–10 menit per stan, tergantung antrian dan jenis makanan.
- Setelah itu, kamu bisa makan sambil berdiri, duduk di kursi plastik sederhana, atau bawa ke area yang sedikit lebih lega.
Yang saya suka, ritmenya santai. Tidak ada kewajiban harus langsung duduk di satu meja dan pesan banyak. Kamu bisa “snacking tour”, icip sedikit di banyak stan.
2. Rasa & Tekstur: Dari Gurih Sampai Manis
Walaupun tiap kunjungan bisa beda-beda jajanan, pola rasanya kurang lebih mirip:
- Cemilan gurih
Biasanya berupa gorengan, sate tusuk, atau kudapan berempah ringan. Teksturnya cenderung renyah di luar, lembut di dalam. Bumbu seringkali sederhana tapi pas untuk dinikmati sambil ngobrol. Cocok kalau kamu tipe yang lebih suka gurih daripada manis. - Cemilan manis
Ada kue-kue pasar dan jajanan yang tampilannya mengundang anak-anak. Teksturnya bisa kenyal, lembut, atau sedikit lengket. Manisnya cenderung sedang sampai kuat, jadi lebih enak kalau diimbangi dengan minuman tidak terlalu manis. - Minuman dan pelepas dahaga
Kalau kamu keliling pasar malam, minuman dingin hampir selalu terasa masuk akal. Di sini biasanya ada pilihan minuman es sederhana yang segar untuk menemani jajanan kamu.
Yang perlu kamu ingat, ini street food. Jadi fokus utama bukan plating cantik, tapi rasa yang “kena” dan porsi yang masuk akal untuk harga kaki lima. Untuk ngemil malam setelah seharian jalan-jalan di Ubud, kombinasi suasana ramai dan rasa jajanan yang bersahabat di lidah sudah cukup bikin puas.
Informasi Praktis untuk Kamu yang Mau Datang – Street Food Pasar Senggol Gianyar
Supaya kunjunganmu ke Pasar Senggol Gianyar lebih nyaman, ini beberapa hal yang saya perhatikan:
1. Waktu Ramai dan Durasi Ideal
- Enak dikunjungi saat: Malam hari.
- Jam ramai: sekitar 19.00–21.00. Di rentang waktu ini, banyak stan sudah lengkap dan ramai pengunjung.
- Durasi ideal di lokasi: saya menghabiskan sekitar 60–90 menit. Cukup untuk keliling, pilih beberapa jajanan, makan, dan istirahat sebentar.
Kalau kamu kurang suka berdesakan, bisa datang sedikit di bawah jam rame, misalnya sebelum jam 19.00, saat stan sudah mulai siap tapi pengunjung belum terlalu padat.
2. Parkir dan Akses
Untuk parkir motor dan mobil, biasanya memanfaatkan area sekitar pasar. Artinya, kamu mungkin perlu sedikit jalan kaki dari titik parkir ke area jajanan utama. Bawa barang secukupnya saja dan pastikan menyimpan tas atau kamera dengan aman karena suasananya cukup ramai.
3. Soal Sejak Kapan Ada Pasar Ini
Tidak ada informasi keterangan resmi yang jelas soal “sudah berdiri sejak tahun berapa”. Jadi saya memilih tidak menebak-nebak. Yang pasti, buat warga sekitar, konsep pasar senggol ini sudah akrab dan jadi bagian rutinitas malam hari.
Ngobrol Singkat dengan Beberapa Penjual – Street Food Pasar Senggol Gianyar
Saya sempat ngobrol singkat dengan beberapa karyawan dan pedagang di beberapa stan. Kesimpulan kecil yang bisa saya rangkum:
- Tenant wajib coba apa?
Mereka biasanya akan menunjuk menu andalan masing-masing, entah itu sate tertentu, jajanan yang paling laris, atau minuman favorit pelanggan tetap. Kalau bingung, tanya saja “menu paling sering laku apa, Bu/Pak?” — jawabannya sering kali jujur. - Hari buka bagaimana?
Umumnya pasar ini hidup di malam hari, namun pola bukanya bisa mengikuti kebiasaan lokal (misalnya lebih ramai di akhir pekan atau hari tertentu). Jadi kalau mau main aman, datanglah saat malam di hari kerja dan akhir pekan, karena cenderung tetap ada aktivitas. - Pembayaran: cash atau QR?
Masih banyak stan yang lebih nyaman dengan pembayaran tunai. Namun, perlahan beberapa tenant sudah mulai menyediakan opsi pembayaran digital. Saran saya, tetap siapkan uang cash nominal kecil, sambil bawa aplikasi pembayaran QR sebagai cadangan kalau kebetulan ada yang menerima. - Opsi halal dan non-halal?
Karena ini area dengan banyak tenant dan ragam makanan, kemungkinan besar ada stan yang menjual makanan non-halal. Kalau kamu perlu jaga kehalalan makanan, sebaiknya tanyakan langsung sebelum pesan. Biasanya penjual akan menjelaskan bahan yang dipakai dengan cukup terbuka.
Bullet ringkasnya:
- Tenant andalan: tanya menu paling laris di tiap stan.
- Hari buka: malam hari, lebih hidup saat jam ramai dan akhir pekan.
- Pembayaran: dominan cash, sebagian mulai pakai QR.
- Opsi makanan: ada pilihan halal dan non-halal, jadi cek dulu sebelum pesan.
Dibanding Pasar Ubud Malam, Apa Bedanya? – Street Food Pasar Senggol Gianyar
Kalau kamu sudah pernah main ke Pasar Ubud malam, mungkin akan bertanya: “Worth it nggak sih ke Pasar Senggol Gianyar juga?”
Secara halus, saya melihatnya begini:
- Pasar Ubud malam
Lebih sering tersentuh wisatawan, dengan kombinasi jajanan dan berbagai lapak lain seperti suvenir. Suasananya cenderung terasa lebih turistik, ramai oleh orang dari berbagai negara, dan kadang harga juga menyesuaikan area wisata populer. - Pasar Senggol Gianyar
Lebih terasa “lokal” dan fokus ke jajanan serta street food. Ramainya bukan sekadar turis, tapi juga warga sekitar yang benar-benar datang untuk makan dan jajan. Dari sisi variasi jajanan, tempat ini menang di jumlah pilihan dan nuansa pasar malam yang padat tapi hangat.
Bukan berarti satu lebih bagus dari yang lain, tapi karakter pengalamannya beda:
- Kalau kamu mau merasakan hiruk pikuk lokal dan ngemil variatif, Pasar Senggol Gianyar sangat menarik.
- Kalau kamu mau sekalian jalan-jalan santai di pusat turis, Pasar Ubud malam masih relevan.
Idealnya, kalau jadwal liburan kamu panjang, kunjungi dua-duanya di malam berbeda untuk merasakan perbedaan suasana.
Tips Kunjungan ke Pasar Senggol Gianyar – Street Food Pasar Senggol Gianyar
Supaya pengalaman kamu di Pasar Senggol Gianyar lebih enak dan minim drama, ini beberapa tips yang bisa kamu pakai:
1. Datang di Waktu yang Pas
- Kalau kamu suka suasana ramai dan hidup, datang sekitar 19.00–21.00.
- Kalau kamu ingin lebih lega dan tidak terlalu padat, datang sedikit lebih awal dari jam ramai, tapi pastikan stan sudah mulai buka.
2. Siapkan Uang Kecil
Karena banyak pembayaran masih cash, bawa uang dengan pecahan kecil. Ini memudahkan saat kamu jajan di banyak stan dengan nominal yang tidak besar.
3. Strategi Pesan: Sedikit Tapi Bervariasi
Ingat, tujuan utama di sini adalah ngemil variatif, bukan makan berat satu porsi besar. Cara yang enak:
- Beli 1–2 porsi kecil di tiap stan.
- Sharing dengan teman atau keluarga.
- Hindari langsung pesan banyak di satu tempat dulu.
Dengan cara ini, kamu bisa mencoba lebih banyak jenis jajanan tanpa merasa terlalu kenyang.
4. Perhatikan Anak dan Barang Bawaan
Kalau kamu datang bersama anak:
- Pastikan mereka tetap dalam jangkauan pandang, karena area bisa cukup padat.
- Pilihkan jajanan yang teksturnya ramah anak (tidak terlalu keras dan tidak terlalu pedas).
Untuk barang bawaan, gunakan tas kecil yang bisa selalu kamu bawa di depan badan. Suasana pasar memang hangat, tapi kewaspadaan tetap perlu.
5. Tanya Sebelum Pesan
Kamu boleh banget tanya dulu sebelum beli, misalnya:
- Isi makanan apa saja?
- Pakai daging apa?
- Pedas atau tidak?
- Ada pilihan tanpa sambal?
Interaksi singkat seperti ini justru sering bikin pengalaman makin berkesan. Penjual di pasar senggol umumnya cukup ramah kalau diajak ngobrol.
Baca juga: Rekomendasi wisata
Jadi Wajib Nggak Nih Main ke Pasar Senggol Gianyar? – Street Food Pasar Senggol Gianyar
Buat saya, iya, tempat ini masuk kategori Wajib kalau kamu lagi menginap di Ubud atau sekitarnya dan punya satu malam kosong untuk eksplor di luar restoran dan café biasa.
Tiga alasan kenapa saya bilang wajib:
- Ramai dengan cara yang seru – suasananya hidup, penuh orang lokal dan pengunjung yang datang untuk jajan.
- Variatif – dalam satu malam kamu bisa mencoba banyak jajanan berbeda tanpa terasa berat.
- Murah dan bersahabat di kantong – cocok buat kamu yang pengin kulineran tanpa boros.
Pasar Senggol Gianyar mungkin bukan tempat yang glamour, tapi justru di situ letak menariknya. Ini jenis pengalaman yang bikin liburan kamu terasa lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari warga setempat. Kalau kamu suka eksplor street food dan menikmati suasana pasar malam, jadwalkan satu malam khusus untuk datang ke sini. Jangan lupa bawa perut yang siap diajak ngemil dari satu stan ke stan lainnya.



