Day 12 – Kintamani – Brunch setelah trekking ringan jadi momen saya melambatkan langkah sebentar. Kaki masih agak pegal, perut mulai lapar ringan, dan kepala langsung kepikiran satu hal: cari kafe view yang enak buat duduk sambil lihat Danau Batur. Saya akhirnya memilih Paperhills Kintamani, kafe rooftop dengan kabut tipis yang cukup sering seliweran di linimasa. Begitu duduk, mode saya langsung berubah: setengah lapar, setengah fokus cari sudut terbaik untuk foto-foto.

Baca Juga : Rekomendasi Wisata Di Magelang
Kenapa Saya Pilih Brunch di Paperhills Kintamani : Kafe View Kintamani
Secara lokasi, Paperhills Kintamani ini tipikal kafe di daerah dataran tinggi Kintamani, Bali, yang jualan pemandangan sama seriusnya dengan makanan dan minuman. Dari awal saya memang lagi cari tempat yang bisa dipakai brunch sekaligus spot santai sebelum lanjut explore. Rooftop dan kabut jadi dua kata kunci yang bikin saya tertarik mampir.
Begitu naik ke area rooftop, view Danau Batur dan gunung di kejauhan langsung terasa mendominasi. Dari meja, kamu bisa melihat pergeseran kabut yang pelan-pelan turun naik, bikin suasana berasa seperti di atas awan versi santai. Buat kamu yang suka cari kafe view, Paperhills Kintamani ini termasuk tipe tempat yang lebih dinikmati pelan-pelan, bukan sekadar datang–foto–pulang.
Saya datang di jam brunch, di rentang pagi–siang, saat matahari belum terlalu terik tapi langit cukup terang untuk foto-foto. Kombinasi udara sejuk, pemandangan terbuka, dan layout rooftop yang bertingkat bikin tempat ini terasa pas untuk duduk agak lama, ngobrol, dan menikmati Kintamani tanpa buru-buru.
Pengalaman Brunch: Dari Pesan Sampai Habis Foto-foto : Brunch di Kintamani
Secara ritme kunjungan, pengalaman di kafe view seperti Paperhills Kintamani memang ditentukan alur pesan–tunggu–saji. Saya datang di jam ramai standar Kintamani, sekitar menjelang tengah hari, jadi kondisi kafe cukup terisi tapi masih memungkinkan untuk cari meja dengan sudut pandang enak ke arah danau.
Untuk makanan dan minuman, pilihan menunya cenderung mengikuti selera brunch kekinian: ada opsi makanan lebih berat seperti nasi atau pasta, ada juga snack dan camilan ringan yang cocok dimakan sambil ngobrol. Di sisi minuman, kamu bisa menemukan kopi, non-coffee, sampai minuman yang tampilannya memang jelas dirancang fotogenik untuk kamera.
Waktu menunggu pesanan di kunjungan saya berkisar 10–20 menit, masih termasuk wajar untuk kafe yang punya area cukup ramai di jam populer. Biasanya minuman keluar duluan, baru disusul makanan. Buat saya, ritme ini justru mendukung: sambil menunggu hidangan datang, saya punya waktu untuk keliling sebentar di rooftop, cek beberapa sudut foto, dan ambil beberapa frame dengan kabut tipis sebagai latar.
Soal rasa, pengalaman saya lebih ke arah “nyaman dinikmati sambil lihat view” daripada tipe makanan yang ingin kamu bahas sampai detail teknis. Tekstur makanan dan snack yang saya coba terasa cukup seimbang: tidak terlalu berat, masih enak dimakan di rentang pagi–siang ketika perut belum minta porsi besar. Minuman juga terasa pas untuk menemani duduk lama, bukan sekadar minum sekali habis.
Yang menarik, Paperhills terasa memang dirancang untuk kamu yang mau menikmati pengalaman kafe view sebagai satu paket: makanan, minuman, dan pemandangan yang bisa dinikmati dalam durasi 45–60 menit tanpa terasa dikejar waktu.
Lihat Lokasi : Google Maps
Informasi Praktis: Jam Ramai, Parkir, dan Durasi Ideal : Kafe Rooftop Kintamani
Bagian ini biasanya jadi yang paling sering ditanya teman-teman ketika saya posting tentang Paperhills Kintamani: ramai jam berapa, parkirnya bagaimana, dan perlu siap-siap apa.
- Enak dikunjungi saat: pagi–siang, terutama ketika kabut belum terlalu tebal tapi udara masih sejuk dan cocok untuk tempat nongkrong Kintamani.
- Jam ramai: sekitar 10.00–12.00, terutama saat banyak orang menjadikan Paperhills sebagai titik brunch atau jeda dari aktivitas di sekitar Kintamani.
- Parkir motor/mobil: parkirnya terbatas, jadi untuk mobil kamu mungkin perlu sedikit bersabar atau siap jalan sedikit dari titik parkir. Untuk motor, ruang gerak biasanya lebih fleksibel, tapi tetap jangan datang terlalu mepet jam ramai.
- Sudah berdiri sejak: tidak ada informasi tahun pasti yang saya dapat, jadi saya anggap sebagai bagian dari gelombang kafe view modern di Kintamani yang relatif baru jika dibandingkan dengan ikon-ikon lama di Bali.
- Waktu menunggu pesanan: berkisar 10–20 menit, tergantung kepadatan saat kamu datang.
- Durasi ideal di lokasi: sekitar 45–60 menit, cukup untuk pesan, makan, foto-foto, dan menikmati suasana tanpa terburu-buru.
Kalau kamu tipe yang tidak suka suasana terlalu penuh, menghindari jam 10.00–12.00 bisa jadi opsi. Datang sedikit lebih awal atau agak mundur ke setelah jam makan siang biasanya membantu.
Baca Juga : Kafe View dengan Danau & Gunung : Ngopi Sore di El Lago Kintamani 2025
Ngobrol Singkat dengan Karyawan: Cari Tahu yang Bikin Paperhills Menarik : Cafe Instagramable Kintamani
Saya sempat ngobrol singkat dengan staf di sana, sekadar memastikan beberapa hal yang biasanya dicari pembaca: menu signature, spot foto, hingga soal booking.
Beberapa poin yang saya rangkum:
- Menu signature:
Staf menyebut bahwa menu yang paling sering dipesan biasanya kombinasi antara satu–dua minuman kopi dan beberapa hidangan brunch yang tampilannya menarik di foto. Menu favorit pengunjung cenderung bergeser di antara beberapa hidangan, tapi pola umumnya: satu makanan utama + snack sharing. - Spot foto terbaik:
Menurut mereka, area rooftop dengan sudut menghadap langsung ke Danau Batur jadi spot paling sering dipilih. Banyak tamu suka duduk di meja yang sedikit menjorok ke tepi supaya latar danau dan gunungnya lebih terasa. - Waktu sepi:
Kalau kamu ingin suasana lebih tenang, mereka menyarankan untuk datang sebelum jam 10 pagi atau setelah lewat jam makan siang. Di jam-jam itu, pergerakan tamu biasanya mulai berkurang dan suasana lebih santai untuk duduk lama. - Booking online:
Untuk urusan booking, staf menyarankan untuk cek dulu kontak resmi atau kanal yang mereka tampilkan. Prinsipnya, kalau kamu datang di hari biasa, sering kali masih bisa langsung datang. Tapi kalau akhir pekan atau musim liburan, ada baiknya tanyakan dulu ketersediaan via kontak yang mereka sediakan.
Dari obrolan singkat ini, kelihatan bahwa Paperhills memang cukup memahami pola kunjungan tamu: ada yang datang serius mau makan, ada yang benar-benar fokus foto-foto, dan banyak juga yang ingin kedua-duanya.
Paperhills Bali vs Kafe View Lain di Kintamani : Itinerary Kintamani satu hari

Kawasan Kintamani jelas bukan pemain tunggal dalam urusan kafe view. Selain Paperhills Kintamani, ada nama lain seperti Montana dan Ritatkala yang juga sering muncul di itinerary wisatawan.
Alih-alih memilih satu dan menjatuhkan lainnya, saya lebih suka melihatnya sebagai tiga karakter berbeda:
- Paperhills Kintamani
Review Paperhills Kintamani kelebihannya ada di kombinasi rooftop dan kabut yang sering lewat, plus suasana brunch yang terasa santai. Cocok untuk kamu yang ingin duduk tenang, menikmati pemandangan, dan foto-foto dengan latar yang cukup dramatis tapi tetap terasa rileks. - Montana
Montana sering dikenal sebagai salah satu kafe view yang duluan viral, dengan area yang cukup luas dan desain yang fotogenik. Kalau kamu suka suasana yang benar-benar terasa “ramai dan hidup”, Montana bisa jadi alternatif yang menarik untuk dikunjungi. - Ritatkala
Ritatkala menawarkan sudut pandang lain terhadap Kintamani, dengan karakter desain dan layout yang sedikit berbeda. Beberapa orang lebih nyaman dengan suasana di sana, terutama kalau mencari kafe view yang tidak selalu sama dengan yang sering muncul di media sosial.
Dari sisi pengalaman, Paperhills Kintamani buat saya lebih cocok buat kamu yang suka suasana brunch yang santai, bukan yang terlalu hiruk pikuk. Sementara Montana dan Ritatkala bisa jadi pelengkap kalau kamu memang ingin kafe hopping di Kintamani dan merasakan beberapa vibe sekaligus.
Tips Kunjungan ke Paperhills Kintamani Biar Makin Nyaman
Supaya pengalaman kamu di Paperhills Kintamani berjalan mulus, beberapa tips ke Kintamani Bali ini bisa membantu:
- Datang di rentang pagi–siang tapi hindari puncak ramai
Kalau bisa, datang sedikit sebelum jam 10.00 atau setelah lewat 12.00. Udara masih sejuk, kabut sering masih terlihat, tapi jumlah tamu biasanya sedikit lebih terkendali. - Siapkan jaket atau outer
Kintamani terkenal dengan udara sejuk cenderung dingin, apalagi kalau kabut lagi turun. Jaket tipis sudah cukup untuk bikin kamu tetap nyaman duduk di rooftop lebih lama. - Pertimbangkan parkir terbatas
Karena area parkirnya terbatas, usahakan jangan datang terlalu mepet waktu makan “prime time”. Kalau bawa mobil, siap-siap sedikit fleksibel soal posisi parkir dan waktu tunggu. - Pesan sekaligus untuk efisiensi waktu
Dengan estimasi pesanan keluar sekitar 10–20 menit, memesan makanan dan minuman di awal bisa membantu kamu mengatur waktu. Kamu bisa menghabiskan menunggu dengan keliling cari sudut foto, lalu kembali ke meja saat hidangan mulai datang. - Manfaatkan rooftop dengan tetap mindful
Rooftop memang jadi magnet utama, tapi tetap perhatikan langkah, apalagi kalau kamu datang bersama anak. Pilih meja yang aman dan nyaman, tidak terlalu dekat tepi, dan pastikan anak selalu dalam pengawasan. - Siapkan baterai dan storage
Ini mungkin terdengar sepele, tapi di kafe view seperti Paperhills foto biasanya jadi aktivitas utama. Pastikan baterai ponsel atau kamera cukup dan memori masih lega, supaya kamu tidak perlu memilih hapus foto lama di tengah momen bagus. - Pertimbangkan kombinasi dengan spot lain
Karena Paperhills Kintamani cocok untuk brunch, kamu bisa mengatur itinerary mulai dari aktivitas pagi (trekking ringan, keliling area Kintamani), lalu berhenti di sini sebagai jeda sebelum lanjut ke spot lain.
Dengan persiapan kecil seperti ini, pengalaman kamu di Paperhills bisa terasa lebih lancar dan minim hal-hal yang bikin terganggu.
Jadi Layak ke Paperhills Kintamani Buat Brunch dan Foto-foto?
Kalau ditanya apakah Paperhills Kintamani ini wajib, saya akan menyebutnya layak banget kamu masukkan ke itinerary Kintamani, terutama kalau kamu memang sedang berburu kafe view. Bukan hanya soal makanan dan minuman, tapi juga tentang cara tempat ini mengemas pemandangan, rooftop, dan kabut sebagai satu paket pengalaman.
Paperhills terasa pas untuk kamu yang:
- Suka spot fotogenik dengan latar danau dan gunung.
- Ingin menikmati view Kintamani sambil duduk santai, bukan sekadar mampir kilat.
- Mencari suasana brunch yang santai, dengan waktu 45–60 menit yang bisa diisi makan, ngobrol, dan foto-foto.
Buat saya pribadi, Day 12 – Kintamani – Brunch setelah trekking ringan di Paperhills jadi momen rehat yang seimbang: perut terisi, mata dimanjakan pemandangan, dan memori kamera bertambah berkat rooftop dan kabut yang datang–pergi. Kalau kamu sedang menyusun rencana perjalanan ke Bali dan ingin menambahkan kafe view di Kintamani, Paperhills adalah salah satu nama yang layak kamu pertimbangkan untuk masuk list.Thinking



