Day 11 – Kintamani – Usai perahu danau, perut saya resmi protes. Angin Danau Batur yang dingin, pagi yang lumayan padat, dan sesi foto di perahu bikin tenaga turun drastis. Saat itu saya cuma kepikiran satu hal: makan siang serius dengan lauk ikan yang beneran mengenyangkan. Dari beberapa pilihan warung sekitar Kedisan, saya akhirnya belok ke Warung Nyat nyat Kedisan yang terkenal dengan mujair nyat nyat pedas gurihnya.
Begitu turun dari mobil di tepi jalan, aroma bumbu tumis yang khas langsung kerasa. Saya sudah duduk dalam posisi siap tempur: nasi panas, ikan mujair yang diguyur bumbu kuning pedas, dan segelas minuman dingin buat penutup. Ini tipe makan siang yang Kamu cari kalau habis aktivitas di danau dan butuh sesuatu yang lebih serius dari sekadar camilan.
Kenapa Saya Akhirnya Pilih Mujair Nyat Nyat di Sini? – Warung Nyat Nyat Kedisan

Jujur, di area Kintamani pilihan warung ikan itu banyak. Tapi ada dua hal yang bikin saya penasaran dengan Warung Nyat-nyat Kedisan:
- Mereka fokus di bumbu nyat nyat khas, bukan sekadar ikan goreng atau bakar biasa.
- Karakter masakannya identik dengan makan siang pedas gurih yang cocok di udara sejuk pegunungan.
Di Kintamani, udara cenderung dingin dan berangin. Menu seperti mujair nyat-nyat ini terasa pas karena:
- Bumbunya berminyak sedikit dengan kuah super tipis, jadi tetap hangat di tenggorokan.
- Rasa pedasnya bikin badan berasa “nyala” tapi masih di level yang bisa dinikmati.
- Gurih dari bumbu rempah dan santan tipisnya menyatu dengan nasi hangat.
Buat Kamu yang lagi menyusun itinerary Kintamani, kombinasi naik perahu di danau lalu lanjut makan mujair nyat-nyat ini enak dijadikan paket. Aktivitasnya kebagian, perut juga nggak diabaikan.
Lihat lokasi: Google Maps
Pengalaman Makan: Pedas, Gurih, dan Cukup Ramah untuk Nasi Tambah – Warung Nyat Nyat Kedisan

1. Proses Pesan Sampai Makanan Datang
Saya datang sekitar jam makan siang, kurang lebih di rentang 12.00–14.00 yang memang jadi jam ramai di area Kedisan. Begitu duduk, saya langsung pesan:
- Mujair nyat-nyat
- Nasi putih
- Sayur pendamping sederhana
- Minuman dingin
Waktu tunggu di sini masih wajar untuk ukuran warung ikan: sekitar 10–15 menit sampai set piring mujair nyat-nyat mendarat di meja. Sambil menunggu, saya perhatikan satu hal: dapurnya masih terdengar suara tumisan bumbu, artinya ada proses masak/finishing yang dilakukan setelah pesan, bukan hanya ambil dari rak saji.
2. Rasa & Tekstur Mujair Nyat Nyat

Begitu piring datang, visualnya cukup menggoda:
- Ikan mujair utuh, diselimuti bumbu kuning kemerahan yang agak mengkilap.
- Ada sedikit minyak di permukaan, tapi masih di level yang membuat bumbu terlihat kaya, bukan berlebihan.
- Potongan cabai dan rempah masih kasat mata.
Dari sisi rasa dan tekstur:
- Kulit ikan sedikit kering di bagian luar, tapi bagian dalamnya masih lembap.
- Daging mujair cenderung padat, bukan tipe ikan super lembut, tapi ini justru cocok untuk disiram bumbu kuat seperti nyat-nyat.
- Bumbu nyat-nyat terasa pedas bertahap: awalnya gurih-rempah, lalu pelan-pelan pedasnya naik di ujung lidah dan tenggorokan.
- Ada sentuhan asam dan wangi rempah yang bikin gigitan pertama langsung pengen lanjut.
Dimakan siang hari setelah aktivitas di danau, kombinasi nasi panas dan bumbu pedas gurih ini berasa sangat pas. Perut yang lapar besar benar-benar terasa terisi, bukan sekadar “dicicipin”.
3. Porsi & Nasi Tambah
Untuk urusan porsi, mujairnya tidak kecil. Satu ekor bisa cukup untuk satu orang yang sedang lapar, atau share berdua kalau Kamu tipe yang ringan makannya dan pesan menu lain pendamping. Nasi di sini juga cukup fleksibel, dan ini menyenangkan kalau Kamu tim “bumbu disiram ke nasi”:
- Satu porsi nasi menurut saya pas untuk makan normal.
- Kalau sedang lapar besar seperti saya saat itu, nasi tambah terasa wajar dan cukup diakomodasi.
Kalau Kamu tipe yang suka bumbu ekstra, gaya terbaik menikmatinya:
- Siram bumbu nyat-nyat ke nasi secukupnya.
- Ambil sedikit daging ikan, campur dengan bumbu.
- Jangan terburu-buru; pedasnya pelan tapi nempel.
Informasi Praktis: Jam Ramai, Parkir, dan Lama Makan – Warung Nyat Nyat Kedisan
Supaya kunjungan Kamu lebih santai, beberapa info praktis ini penting untuk dipertimbangkan:
Jam Ramai
- Waktu paling ramai di area sini umumnya sekitar 12.00–14.00, terutama ketika rombongan wisata selesai dari danau atau spot foto.
- Kalau Kamu kurang suka suasana terlalu penuh, bisa datang sedikit sebelum jam 12 atau setelah jam 14.
Parkir Motor & Mobil
- Parkir berada di tepi jalan, jadi perlu sedikit ekstra hati-hati saat keluar-masuk, terutama kalau bawa mobil.
- Untuk motor, relatif lebih mudah mencari sela.
- Kalau datang bersama rombongan beberapa mobil, lebih baik atur posisi parkir supaya tidak mengganggu lalu lintas jalan utama.
Lama di Lokasi
- Rata-rata, saya habiskan waktu sekitar 40–60 menit di sini:
- 10–15 menit menunggu pesanan
- 25–40 menit makan santai sambil istirahat setelah aktivitas di danau
So, kalau Kamu sedang ngejar agenda lain di Kintamani, estimasi durasi ini bisa jadi patokan.
Baca juga: Sarapan di Montana Del Cafe Kintamani dengan View Batur dan Kabut Tipis
Ngobrol Singkat dengan Karyawan – Warung Nyat Nyat Kedisan
Saya sempat bertanya beberapa hal ringan ke karyawan yang melayani meja, supaya Kamu punya gambaran sebelum datang:
- Tingkat pedasnya gimana?
Pedasnya bisa disesuaikan. Ada versi lebih kalem untuk yang tidak terlalu kuat pedas, tapi karakter dasarnya tetap gurih berbumbu. - Ukuran ikan biasanya seperti apa?
Umumnya mujair di sini berukuran sedang, cukup untuk satu porsi makan serius. Kalau butuh porsi lebih besar, Kamu bisa minta rekomendasi dari karyawan. - Duri banyak nggak?
Namanya mujair, duri tetap ada, tapi kalau Kamu makan pelan dan ambil per lapis daging, masih bisa dinikmati dengan nyaman. Enaknya, bumbunya meresap sampai ke sela daging. - Kalau nasi kurang, bisa tambah?
Bisa. Nasi tambah bukan hal asing di sini, apalagi kalau Kamu tipe yang suka bumbu disiram ke nasi sampai butir terakhir.
Obrolan singkat seperti ini membantu saya mengatur ekspektasi, terutama soal pedas dan duri, karena dua hal ini cukup menentukan nyaman nggaknya pengalaman makan ikan untuk sebagian orang.
Komparasi Ringkas dengan Warung Ikan Bakar Batur – Warung Nyat Nyat Kedisan
Di sekitar Kintamani, salah satu kompetitor sejenis adalah Warung Ikan Bakar Batur yang juga mengandalkan olahan ikan dan suasana danau. Supaya Kamu punya gambaran, ini perbandingan halus tanpa menjatuhkan:
- Gaya Masakan
- Warung Nyat-nyat Kedisan: fokus pada mujair nyat-nyat dengan bumbu pedas gurih khas, cocok buat Kamu yang suka ikan dimasak dengan kuah bumbu kaya.
- Warung Ikan Bakar Batur: lebih menonjol di ikan bakar dengan rasa smoky dan sambal pendamping.
- Mood Makan
- Mujair nyat-nyat: berasa seperti hidangan rumahan yang dinaikkan levelnya, cocok buat Kamu yang suka kuah bumbu tebal.
- Ikan bakar: lebih ke sensasi bakaran dan sambal, pas untuk yang suka rasa lebih sederhana tapi tegas.
- Pilihan Buat Itinerary
- Kalau Kamu baru selesai main di danau dan pengen sesuatu yang pedas gurih, mujair nyat-nyat di Warung Nyat-nyat Kedisan cocok sebagai makan siang utama.
- Kalau hari sebelumnya Kamu sudah makan menu kuah atau bersantan, ikan bakar bisa jadi variasi yang lebih ringan.
Intinya, dua tempat ini bisa masuk itinerary berbeda hari. Bukan soal mana yang “lebih bagus”, tapi soal mood dan selera Kamu waktu itu.
Tips Kunjungan: Biar Makan Siang Makin Nyaman – Warung Nyat Nyat Kedisan
Supaya pengalaman makan di Warung Nyat-nyat Kedisan lebih maksimal, beberapa tips ini bisa Kamu pakai:
1. Pilih Waktu Datang
- Datang menjelang jam 12 siang kalau Kamu mau makan lebih tenang sebelum ramai.
- Kalau sudah terlanjur masuk jam 12.00–14.00, siapkan waktu ekstra untuk antre atau menunggu pesanan sedikit lebih lama.
2. Strategi Pesan Menu
- Kalau Kamu:
- Lapar besar setelah aktivitas: pesan satu porsi mujair nyat-nyat plus nasi, dan jangan ragu untuk siapkan budget nasi tambah.
- Datang berdua atau rombongan kecil: bisa pesan beberapa jenis lauk ikan lalu share, supaya Kamu bisa bandingkan rasa dan menemukan favorit sendiri.
3. Soal Pedas & Duri
- Kalau Kamu tidak terlalu kuat pedas, sampaikan dari awal ingin pedas sedang atau lebih kalem. Bumbu kuat itu menyenangkan, tapi tetap harus sesuai kemampuan perut.
- Kalau bawa anak atau anggota keluarga yang kurang nyaman dengan duri, lebih baik dampingi saat makan dan ambilkan bagian daging yang lebih aman.
4. Catatan untuk Keluarga & Rombongan
- Lokasinya di tepi jalan, jadi kalau bawa anak kecil, pastikan mereka tetap dekat dengan meja dan tidak terlalu sering ke area parkir.
- Untuk rombongan, koordinasi pesanan dari awal akan membantu proses saji lebih rapi dan mengurangi potensi salah menu.
Baca Juga : Rekomendasi Wisata Di Magelang
Jadi Wajib Nggak Nih Makan Mujair Nyat-Nyat di Sini? – Warung Nyat Nyat Kedisan
Kalau Kamu sedang menyusun itinerary Kintamani dan melewati area Kedisan, menurut saya mujair nyat-nyat di Warung Nyat-nyat Kedisan ini termasuk kategori “wajib dicoba” – terutama kalau Kamu:
- Baru selesai aktivitas di danau dan lagi lapar besar,
- Suka rasa pedas gurih dengan bumbu yang cukup menempel di daging ikan,
- Pengen mencicipi sajian khas berbumbu nyat-nyat, bukan sekadar ikan goreng atau bakar biasa.
Tiga hal yang paling menonjol dari pengalaman makan saya di sini:
- Khas – Bumbu nyat-nyatnya punya karakter berbeda dari sekadar tumisan cabai biasa.
- Pedas – Pedasnya cukup terasa dan menghangatkan badan, apalagi dinikmati di udara sejuk Kintamani.
- Gurih – Ada lapisan gurih yang membuat bumbu cocok disantap dengan nasi sampai suapan terakhir.
Jadi, kalau nanti Kamu melewati Kintamani di Day 11 versi itinerary Kamu sendiri, dan perut mulai protes habis naik perahu di Danau Batur, Warung Nyat-nyat Kedisan dengan mujair nyat-nyatnya bisa jadi salah satu pemberhentian penting di jam makan siang. Jangan lupa cek tingkat pedas, siap-siap nasi tambah, dan nikmati momen makan pelan-pelan sambil istirahat sebelum lanjut eksplor Kintamani lagi.



