Day 10 di Borobudur, setelah tur ke Gereja Ayam yang menyenangkan dan lumayan menguras tenaga, saya dan keluarga akhirnya merasakan satu kondisi yang sama: lapar. Anak sudah mulai gelisah, bukan cuma butuh makan, tapi juga butuh area bermain supaya energinya tersalurkan. Di momen itulah kami memutuskan untuk lunch di Kedai Bukit Rhema, cari ayam bakar dengan porsi sharing yang enak dimakan bareng-bareng. Rasanya pas sekali: perut kenyang, anak punya playground, orang tua bisa duduk santai menikmati view alam.
Kenapa Saya Memilih Ayam Bakar Kedai Bukit Rhema
Kalau Kamu sudah sampai area Borobudur, rasanya sayang kalau cuma mampir ke satu spot lalu langsung pulang. Saya justru suka cari tempat makan yang bisa jadi “basecamp” santai setelah jalan-jalan, apalagi kalau bawa anak. Kedai Bukit Rhema ini menarik karena bukan sekadar tempat makan biasa, tapi menyatu dengan suasana alam dan area Gereja Ayam yang sudah lebih dulu terkenal.
Ekspektasi saya waktu itu simpel: cari ayam bakar yang rasanya aman di lidah semua anggota keluarga, bisa dimakan siang–sore tanpa bikin begah, dan ada playground supaya anak nggak bosan duduk manis di kursi. Begitu sampai, saya langsung lihat kombinasi yang jarang ketemu di resto keluarga: area cukup luas, playground di sisi area makan, plus view alam yang bikin mata ikut istirahat.
Ayam bakar jadi pilihan utama karena gampang dibagi, sambalnya bisa dipisah, dan teksturnya biasanya lebih ramah buat anak dibanding menu yang terlalu pedas. Jadi sebelum lihat menu lain, saya sudah yakin: “Oke, kita cobain ayam bakar dulu di sini.”
Lihat Lokasi : Googlemaps

Pengalaman Makan Ayam Bakar Kedai Bukit Rhema
Dari Pesan Sampai Tersaji di Meja
Begitu duduk, saya langsung buka buku menu dan tanpa banyak drama, ayam bakar jadi pesanan pertama. Karena bawa keluarga, saya pilih porsi yang bisa sharing, ditambah beberapa menu pendamping dan minuman segar.
Prosesnya cukup jelas: pesan di awal, lalu menunggu sekitar 10–20 menit sampai ayam bakar benar-benar matang dan datang ke meja. Untuk ukuran resto keluarga di area wisata, waktu tunggu ini menurut saya masih sangat wajar, apalagi di jam ramai sekitar pukul 12.00–15.00. Sambil menunggu, anak sudah duluan lari kecil ke playground, jadi waktu tunggu tidak terasa membosankan.
Ketika ayam bakar datang, yang pertama kebayang adalah aroma smokey-nya. Dari tampilannya terlihat kalau ayamnya dibakar sampai permukaannya agak kecokelatan dengan sedikit bekas grill, tapi tidak gosong. Sambal disajikan terpisah, jadi saya bisa atur porsi pedas untuk diri sendiri dan buat anak.
Rasa Ayam Bakar Kedai Bukit Rhema: Gurih, Smoky, dan Tetap Bersahabat untuk Anak
Saat suapan pertama, yang terasa adalah perpaduan bumbu manis-gurih yang meresap sampai ke dalam daging. Tekstur ayamnya tidak alot, justru empuk dan mudah disuwir, cocok untuk dibagi ke anak tanpa perlu usaha ekstra. Bagian kulit terasa sedikit karamelisasi dari proses bakar, memberikan rasa sedikit smoky yang bikin lauknya terasa lebih “hidup” ketika dimakan dengan nasi hangat.
Saya suka ketika bumbu ayam bakar tidak cuma menempel di permukaan, tapi terasa juga sampai ke serat daging bagian dalam. Di Kedai Bukit Rhema, menurut saya ini cukup terasa. Pedasnya bisa Kamu atur sendiri dari sambal; kalau Kamu suka pedas, sambalnya bisa jadi teman makan serius. Kalau makan bareng anak, tinggal kurangi sambal dan fokus pada rasa gurih manis dari ayamnya.
Ayam bakar seperti ini sangat pas dinikmati siang–sore ketika matahari masih cukup terang tapi badan sudah ingin istirahat. Kombinasi nasi hangat, ayam bakar, dan minuman dingin dengan latar view alam itu kombinasi sederhana yang bikin momen makan jadi lebih tenang.
Porsi Ayam Bakar Kedai Bukit Rhema yang Pas untuk Keluarga
Satu hal yang saya perhatikan, porsi ayam bakar di sini cukup bersahabat untuk sharing. Kamu bisa memesan beberapa porsi ayam untuk kemudian diletakkan di tengah meja dan dimakan bareng-bareng dengan gaya “family style”. Cara seperti ini menurut saya paling pas ketika Kamu datang sebagai keluarga atau rombongan kecil.
Porsi sharing ini juga menguntungkan dari sisi budget dan pengalaman makan. Kamu bisa mencoba menu lain tapi tetap menjadikan ayam bakar sebagai “bintang utama” di meja. Buat anak, tinggal ambil bagian daging yang paling empuk, sambal dipisah, dan mereka bisa makan tanpa merasa “dipaksa” mencicipi sesuatu yang terlalu kuat rasanya.
Baca Juga : Es Daluman dan Jaja Bali, Dessert Tradisional Penutup Trip di Kintamani 2025

Informasi Praktis Buat Kamu yang Mau Makan Ayam Bakar Kedai Bukit Rhema
Bagian ini penting kalau Kamu tipe yang suka merencanakan kunjungan dengan rapi:
- Waktu paling enak untuk makan ayam bakar: siang–sore, setelah tur Gereja Ayam atau eksplorasi area Borobudur.
- Jam ramai: sekitar pukul 12.00–15.00, terutama saat akhir pekan atau musim liburan.
- Parkir motor/mobil: area parkir luas untuk pelanggan, jadi tidak perlu khawatir soal tempat parkir ketika datang dengan mobil keluarga atau rombongan.
- Durasi nyaman di lokasi: 60–90 menit menurut pengalaman saya sudah cukup untuk makan tenang, mengawasi anak main di playground, dan menikmati suasana.
- Sudah berdiri sejak kapan: informasinya tidak tercantum jelas, jadi saya memilih fokus pada pengalaman langsung dan fasilitas yang sekarang bisa dinikmati pengunjung.
Buat Kamu yang membawa anak, kombinasi parkir luas, area makan lega, dan playground adalah nilai plus tersendiri. Kamu tidak merasa dikejar waktu, dan anak punya ruang untuk bergerak.
Ngobrol Singkat dengan Karyawan Kedai Bukit Rhema: Menu Anak sampai Paket Sharing
Saya sempat ngobrol sebentar dengan salah satu karyawan untuk memahami bagaimana mereka melihat pengunjung keluarga yang datang untuk makan ayam bakar di sini. Intinya seperti ini:
- Menu anak favorit: Menurut staf, banyak orang tua memilih ayam bakar dengan sambal terpisah dan tambahan sayur atau lauk ringan. Daging ayam yang empuk dan bumbu yang tidak terlalu tajam membuatnya cukup ramah untuk anak, terutama jika sambalnya dikurangi. Selain itu di kedai bukit rhema juga ada menu anak semacam nasi,nugget,sosis yang dibentuk karakter menarik supaya membangkitkan nafsu makan anak.
- Reservasi grup: Untuk rombongan, terutama keluarga besar atau grup kecil setelah tur Gereja Ayam, mereka menyarankan untuk reservasi dulu, apalagi di jam makan siang. Dengan begitu, meja bisa disiapkan dan pesanan ayam bakar untuk sharing bisa diatur dari awal.
- Spot playground: Playground berada di area yang masih bisa terpantau dari beberapa meja makan, jadi orang tua bisa tetap mengawasi sambil menikmati makan. Ini penting buat Kamu yang ingin tetap tenang meski anak tidak duduk diam di kursi.
- Paket sharing: Ada fleksibilitas untuk memesan beberapa porsi ayam bakar dan lauk pendamping lain lalu disajikan untuk sharing di tengah meja. Buat Kamu yang datang ramai-ramai, cara ini lebih praktis sekaligus terasa lebih hangat karena semua orang berbagi menu yang sama.
Obrolan singkat seperti ini membantu saya melihat bahwa Kedai Bukit Rhema cukup paham dengan kebutuhan keluarga yang datang bukan sekadar untuk makan cepat, tetapi juga ingin menikmati waktu bersama.

Sekilas Dibanding Resto Keluarga Lain di Area Borobudur
Di sekitar Borobudur, pilihan resto keluarga sebenarnya cukup banyak. Namun tiap tempat punya karakter dan fokus yang berbeda. Kalau saya bandingkan secara halus, beberapa poin ini terasa menonjol di Kedai Bukit Rhema:
- Lokasi dan suasana: Banyak resto keluarga menawarkan menu tradisional, tapi tidak semuanya punya kombinasi view alam dan kedekatan dengan area Gereja Ayam seperti di sini. Setelah turun dari spot wisata, Kamu tidak perlu berpindah terlalu jauh untuk makan.
- Playground sebagai keunggulan: Tidak semua resto keluarga punya playground yang benar-benar jadi bagian penting dari pengalaman kunjungan. Di Kedai Bukit Rhema, playground terasa menyatu dengan konsep “makan sambil santai bersama anak”.
- Porsi ayam bakar untuk sharing: Beberapa resto keluarga lain mungkin fokus pada menu yang lebih variatif, namun di sini ayam bakar terasa seperti salah satu menu andalan yang memang cocok untuk dipesan ramai-ramai.
Bukan berarti resto keluarga lain kalah, tapi kalau Kamu mencari paket lengkap berupa makan ayam bakar, area luas, dan playground dalam satu lokasi yang dekat dengan ikon wisata, Kedai Bukit Rhema terasa lebih menonjol.
Tips Biar Makan Ayam Bakar Kedai Bukit Rhema Makin Nyaman
Supaya pengalaman Kamu makan ayam bakar di Kedai Bukit Rhema makin maksimal, ini beberapa tips yang bisa Kamu pertimbangkan:
- Datang di luar jam paling ramai kalau ingin lebih tenang.
Kalau memungkinkan, datang sedikit sebelum jam 12.00 atau setelah lewat pukul 15.00. Suasana cenderung lebih lengang dan Kamu punya lebih banyak opsi meja, terutama kalau bawa keluarga. - Manfaatkan porsi sharing.
Kalau datang lebih dari dua orang, pesan ayam bakar untuk sharing dan tambahkan beberapa menu pendamping. Selain lebih seru, Kamu jadi bisa mencicipi lebih banyak menu dalam satu kali kunjungan. - Atur strategi makan untuk anak.
Untuk anak, minta sambal dipisah, pilih bagian daging yang paling empuk, dan biarkan mereka makan dengan ritme sendiri. Setelah itu, biarkan mereka bermain di playground sementara Kamu menyelesaikan makan dengan lebih santai. - Perhatikan area playground yang paling nyaman untuk Kamu awasi.
Pilih meja yang posisinya memudahkan Kamu melihat anak bermain. Dengan begitu Kamu tetap bisa menikmati ayam bakar sambil sesekali melambaikan tangan atau mengawasi dari jauh. - Siapkan waktu 60–90 menit.
Jangan terlalu buru-buru. Luangkan waktu sekitar satu sampai satu setengah jam supaya Kamu bisa benar-benar menikmati makanan, suasana alam, dan momen keluarga tanpa rasa dikejar jadwal. - Pertimbangkan reservasi untuk rombongan.
Kalau Kamu datang sebagai rombongan keluarga besar atau grup seusai tur Gereja Ayam, ada baiknya hubungi dulu untuk reservasi. Dengan begitu, pesanan ayam bakar dan tempat duduk bisa disiapkan lebih rapi.
Dengan sedikit persiapan seperti ini, pengalaman makan Kamu akan terasa jauh lebih santai dan teratur.
Jadi Wajib Coba Nggak Nih Ayam Bakar Kedai Bukit Rhema?
Kalau Kamu sedang di Magelang, khususnya habis tur ke Gereja Ayam dan mencari tempat lunch yang ramah keluarga, menurut saya ayam bakar Kedai Bukit Rhema ini wajib Kamu coba. Bukan hanya karena rasanya yang gurih dan smoky, tapi juga karena keseluruhan pengalaman yang ditawarkan.
Kamu dapat:
- Suasana keluarga yang terasa dari konsep porsi sharing dan menu yang ramah anak.
- Area yang luas, mulai dari parkir sampai area makan, membuat Kamu tidak merasa berdesakan meski datang di jam yang cukup ramai.
- Ruang yang nyaman dengan playground dan view alam yang membuat momen makan terasa lebih pelan dan hangat.
Buat saya, kombinasi makan ayam bakar siang–sore, anak bisa bermain, dan orang tua bisa duduk menghela napas setelah perjalanan pagi di Borobudur adalah paket lengkap yang sulit ditolak. Jadi kalau Kamu merencanakan trip ke Borobudur, jangan lupa sisipkan Kedai Bukit Rhema dalam itinerary kuliner Kamu—terutama untuk mencicipi ayam bakarnya yang pas dinikmati bareng keluarga.



