Day 4 – Borobudur – dinner penutup trip Joana. Setelah seharian jalan dan foto-foto, saya cuma ingin makan di tempat yang nyaman dan rapi, tanpa harus buru-buru atau ribet cari kursi. Malam itu, saya ajak rombongan ke Kedai Bukit Rhema untuk closing dinner, berharap bisa menutup hari dengan makanan hangat dan obrolan santai. Begitu masuk area resto, saya langsung merasa, “Oke, ini tipe tempat yang bikin kamu betah duduk lama-lama.”
Kenapa Saya Akhirnya Pilih Closing Dinner di Kedai Bukit Rhema?

Borobudur banyak pilihan makan, tapi saya memang sedang cari resto family yang “aman” untuk semua usia. Di rombongan kami ada anak, orang dewasa, dan orang tua, jadi butuh tempat yang bisa menampung banyak orang tanpa terasa sempit. Kedai Bukit Rhema menawarkan paket keluarga dan punya playground, dua hal yang langsung bikin saya tertarik.
Paket keluarga itu menyelamatkan waktu. Kamu tidak perlu pusing pilih satu-satu menu, tinggal pilih paket yang kira-kira sesuai jumlah orang dan selera. Biasanya dalam satu paket sudah ada lauk utama, sayur, mungkin sup, plus minuman atau snack tertentu. Buat rombongan, ini jauh lebih praktis dan sering kali lebih hemat.
Playground juga jadi poin plus besar. Anak-anak punya ruang untuk bergerak setelah seharian ikut itinerary yang kebanyakan diatur orang dewasa. Sementara orang tua bisa duduk lebih tenang karena anak tidak hanya diam di kursi bosan menunggu makanan datang. Kombinasi paket keluarga dan playground ini yang bikin saya merasa, “Oke, Kedai Bukit Rhema cocok untuk closing dinner bareng rombongan.”
Lokasinya juga masih di area yang suasananya terasa khas perbukitan Borobudur. Udara malam yang sejuk, lampu-lampu yang tidak terlalu terang, dan kesan “jauh dari hiruk pikuk kota” membuat makan malam terasa seperti jeda kecil sebelum kembali ke rutinitas.
Lihat Lokasi : Google Maps
Pengalaman Dinner di Kedai Bukit Rhema : Dari Pesan Sampai Piring Benar-Benar Habis
Dinner di sini memang pasnya malam hari. Udara sudah turun suhunya, badan mulai rileks, dan perut siap menerima makanan hangat. Setelah memilih meja untuk rombongan, saya mulai melihat-lihat menu paket keluarga yang ditawarkan.
Proses pesan sampai makanan datang cukup wajar untuk ukuran resto keluarga yang melayani banyak tamu. Malam itu, pesanan kami tiba sekitar 10–20 menit setelah order masuk. Waktu tunggu ini menurut saya masih nyaman, apalagi anak-anak bisa main dulu di area playground, sementara orang dewasa mengobrol dan foto-foto suasana.
Soal rasa, menu di resto seperti ini biasanya mengarah ke rasa “ramah semua lidah”. Bukan tipe yang terlalu eksperimental, tapi fokus pada makanan rumahan yang enak dimakan hangat-hangat. Nasi putih pulen, lauk yang diolah dengan bumbu sederhana namun terasa, serta porsi yang cukup untuk dibagi. Makan malam seperti ini cocok untuk kamu yang ingin perut kenyang tanpa drama rasa yang terlalu ekstrem.
Tekstur lauk-lauk yang disajikan juga terasa terawat. Gorengan tidak terlalu berminyak, sayur masih punya sedikit renyah, dan kuah-kuahan terasa hangat sejak awal sampai suapan terakhir. Kalau kamu tipe yang senang makan sambil ngobrol lama, jenis makanan seperti ini mendukung: tetap nyaman dimakan walau obrolanmu melompat ke sana-sini.
Pelayanan dari staf juga terasa sigap. Mereka membantu mengarahkan paket mana yang sesuai jumlah orang, mengingatkan kalau mungkin porsi tertentu lebih cocok ditambah, dan tidak pelit senyum. Hal-hal kecil seperti itu membuat pengalaman makan terasa lebih manusiawi, bukan sekadar transaksi pesan–makan–bayar.
Baca Juga : Rekomendasi Wisata Di Magelang

Info Praktis tentang Kedai Bukit Rhema
Kalau kamu tipe yang suka menghindari keramaian ekstrem, informasi jam ramai sangat penting. Dari pengalaman saya dan observasi di lokasi, jam ramai dinner di Kedai Bukit Rhema biasanya sekitar pukul 18.00–20.00. Di jam-jam ini, banyak rombongan yang baru selesai jalan-jalan dan memutuskan makan malam sebelum kembali ke penginapan.
Kabar baiknya, area parkir untuk motor dan mobil cukup luas untuk menampung kendaraan para pelanggan. Ini penting, karena tidak semua resto di area wisata punya parkiran lega. Kamu tidak perlu parkir terlalu jauh atau pusing cari tempat di pinggir jalan.
Untuk usia berdirinya, saya tidak mendapatkan informasi pasti tentang sejak kapan resto ini dibuka. Namun, dari cara mereka mengatur alur pelayanan dan pengelolaan area makan, rasanya tempat ini sudah berjalan cukup lama untuk memahami pola kunjungan wisatawan. Semua terlihat cukup tertata, mulai dari meja, area pesan, hingga arus keluar-masuk tamu.
Total waktu yang kami habiskan di lokasi sekitar 60–90 menit. Waktu ini sudah termasuk pilih menu, menunggu pesanan, makan sambil mengobrol, dan memberi waktu anak-anak bermain sebentar sebelum pulang. Untuk dinner penutup sebuah hari penuh aktivitas, durasi ini terasa pas: tidak terlalu cepat, tapi juga tidak sampai membuat badan terlalu lelah.
Ngobrol Singkat dengan Tim Kedai Bukit Rhema
Saya sempat bertanya sedikit ke salah satu staf soal beberapa hal praktis yang sering ditanyakan keluarga atau rombongan.
Beberapa poin yang saya catat:
- Paket favorit: paket keluarga dengan kombinasi lauk ayam dan beberapa menu sharing lain cukup banyak diminati karena cocok untuk berbagai usia.
- Kursi bayi: tersedia kursi bayi (high chair) untuk keluarga yang membawa balita, sehingga makan jadi lebih nyaman dan aman.
- Booking weekend: untuk akhir pekan atau musim liburan, sangat disarankan melakukan booking terlebih dahulu, terutama jika datang dengan rombongan besar.
- Spot sunset: meski kami datang untuk dinner, staf menyarankan kalau mau menikmati suasana langit berubah warna, datang sedikit lebih awal menjelang sore bisa jadi opsi menarik sebelum masuk jam makan malam.
Obrolan singkat seperti ini membantu saya memahami bahwa resto ini tidak hanya menjual makanan, tapi juga memikirkan alur pengalaman tamu: dari datang, memilih tempat duduk, hingga merasa diperhatikan kebutuhannya.

Banding Santai dengan Resto Keluarga Lain di Borobudur
Borobudur punya beberapa resto keluarga yang juga ramai dikunjungi, dan secara umum masing-masing punya kelebihan. Dibandingkan resto keluarga Borobudur lain, Kedai Bukit Rhema menurut saya unggul di kombinasi kapasitas, suasana, dan fasilitas pendukung seperti playground.
Beberapa resto keluarga lain mungkin punya menu yang sangat spesifik, misalnya fokus di satu jenis olahan tertentu. Itu cocok untuk kamu yang mengejar satu menu khas. Sementara Kedai Bukit Rhema lebih terasa sebagai tempat “aman buat semua orang” dalam satu rombongan. Kalau kamu datang bareng keluarga besar atau trip tematik seperti kami bersama Joana, pendekatan seperti ini terasa lebih praktis.
Bukan berarti resto lain kalah, hanya karakternya berbeda. Ada tempat yang unggul di suasana super tradisional, ada yang fokus pada view tertentu, ada yang menonjolkan menu legendaris. Kedai Bukit Rhema memilih jalur sebagai resto family dengan paket yang lengkap dan area yang siap menampung banyak orang dengan nyaman.
Baca Juga: Jelajah Street Food Alun Alun Magelang Malam hari, Surga Jajanan Lokal 2025
Tips Datang ke Kedai Bukit Rhema Bareng Keluarga atau Rombongan
Supaya pengalaman closing dinner kamu di Kedai Bukit Rhema terasa maksimal, beberapa tips ini bisa kamu pertimbangkan:
- Datang sedikit sebelum jam ramai.
Kalau bisa, usahakan tiba sebelum pukul 18.00. Kamu masih sempat pilih tempat duduk, foto suasana, atau atur anak-anak sebelum area mulai lebih padat. - Manfaatkan paket keluarga.
Bagi rombongan, paket keluarga biasanya lebih efisien. Selain hemat waktu, porsi juga sudah disesuaikan untuk sharing. Kamu tinggal tambahkan menu tertentu kalau ingin sesuatu yang spesifik. - Booking dulu untuk akhir pekan.
Jika kamu berencana datang di malam minggu atau saat musim liburan, sebaiknya booking dulu. Terutama kalau rombonganmu besar dan membutuhkan beberapa meja sekaligus. - Perhatikan kebutuhan anak dan orang tua.
Kalau membawa balita, kamu bisa minta kursi bayi. Anak yang lebih besar bisa diarahkan ke playground, tetapi tetap diawasi. Untuk orang tua, pilih tempat duduk yang tidak terlalu jauh dari pintu masuk atau toilet. - Siapkan sedikit waktu ekstra.
Karena suasananya enak untuk mengobrol, sering kali dinner di sini tidak berhenti saat piring sudah kosong. Sisihkan waktu agar kamu tidak terburu-buru harus kembali ke penginapan. - Pilih jam sesuai gaya liburanmu.
Kalau kamu suka suasana tenang, datang agak lebih malam setelah jam paling ramai mungkin lebih cocok. Kalau ingin melihat transisi sore ke malam, datang lebih awal dan nikmati dulu suasana sekitar.
Jadi Wajib Nggak Sih Closing Dinner Kedai Bukit Rhema?
Buat saya pribadi, Kedai Bukit Rhema adalah tipe resto family yang terasa “aman” dijadikan pilihan closing dinner ketika kamu ada di Borobudur. Tempatnya nyaman, kapasitasnya mendukung untuk rombongan, ada playground untuk anak, dan paket keluarga yang memudahkan kamu yang tidak ingin terlalu pusing memilih menu satu per satu.
Jika kamu mencari tempat makan malam yang rapi, teratur, dan ramah keluarga, saya akan menempatkan Kedai Bukit Rhema di kategori Wajib — family, nyaman, lengkap. Bukan sekadar soal makan sampai kenyang, tetapi juga soal menutup hari dengan suasana yang pelan-pelan menurunkan tempo setelah itinerary padat.
Closing dinner di sini bukan pengalaman yang heboh, tapi justru itu nilainya. Kamu bisa duduk, makan, ngobrol, melihat anak bermain, dan perlahan menerima kenyataan bahwa trip hari itu sudah selesai dengan cara yang tenang dan hangat. Kalau itu yang kamu cari, Kedai Bukit Rhema layak sekali masuk ke list wajib kunjungan makan malammu di Borobudur.



