HomeBlogTravelEs Daluman dan Jaja Bali, Dessert Tradisional Penutup Trip di Kintamani 2025

Es Daluman dan Jaja Bali, Dessert Tradisional Penutup Trip di Kintamani 2025

Day 14 – Kintamani – Sore penutup trip Joana (Travellerscantik), saya akhirnya punya jeda setelah beberapa hari penuh sunrise, trekking, dan pindah-pindah penginapan. Perut sebenarnya sudah tidak terlalu lapar, tapi ada satu ruang kosong yang selalu tersedia untuk yang manis-manis, apalagi yang tradisional. Di tengah udara Kintamani yang sejuk cenderung dingin sore itu, saya memutuskan berhenti di sebuah warung desa sederhana yang menjual es daluman dan jaja Bali. Rasanya pas sebagai penutup trip: tidak heboh, tapi hangat dalam cara yang pelan dan menenangkan.


Kenapa Saya Datang ke Warung Es Daluman dan Jaja Bali Ini? – Kintamani

Es Daluman Kintamani
Es Daluman Kintamani

Setelah beberapa hari penuh mampir ke kafe-kafe hits dengan view kaldera, saya merasa perlu ada “penutup” yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari warga Kintamani. Bukan view dramatis, bukan interior instagramable, tapi sesuatu yang rasanya benar-benar lokal. Di situlah es daluman dan jaja Bali di warung desa ini masuk ke radar saya.

Saya datang di sore hari, sekitar jam 16.00, momen ketika udara mulai lebih dingin tapi jalanan masih cukup hidup. Dari depan, warung ini terlihat sangat biasa: bangunan sederhana, beberapa kursi plastik, etalase kaca dengan jajanan warna-warni, dan panci besar berisi daluman di meja. Justru kesederhanaan itu yang bikin saya tertarik—saya ingin merasakan manis tradisional yang segar, bukan dessert modern yang penuh topping.

Kelebihan utama tempat ini ada pada konsepnya yang tetap tradisional dan terasa “jujur”. Es daluman dibuat di warung, jaja Bali disusun di piring dan nampan, dan pembeli yang datang terlihat seperti warga sekitar, bukan hanya wisatawan. Buat saya, ini semacam jembatan kecil antara jadi traveller dan ikut menikmati keseharian warga lokal.

Baca juga: Makan Siang Nasi Merah Sehat di Kintamani : Warung Nasi Merah Kintamani 2025


Pengalaman Mencicipi Dessert Tradisional di Sore Kintamani – Warung Es Daluman dan Jaja Bali

Proses Pesan dan Menunggu: Singkat tapi Berkesan

Begitu duduk, saya langsung memesan satu porsi es daluman dan beberapa potong jaja Bali. Proses pesannya sederhana: sebut menu, Ibu penjual langsung bergerak cekatan di balik meja. Tidak ada nomor antrian, tidak ada sistem rumit—semua masih gaya warung desa.

Waktu menunggu pesanan sekitar 5–10 menit saja. Sambil menunggu, saya sempat memperhatikan etalase jajan dan beberapa orang yang datang hanya untuk bungkus. Di luar, lalu lintas motor dan mobil lewat di tepi jalan; di dalam, suasana warung terasa santai, tanpa musik keras, hanya suara obrolan pelan dan sendok yang bertemu gelas.

Total saya berada di sini sekitar 20–30 menit. Cukup untuk menikmati satu mangkuk es daluman pelan-pelan, menghabiskan jaja Bali sepotong demi sepotong, dan mengunci memori kecil tentang sore terakhir di Kintamani.

Es Daluman: Segar, Ringan, dan Pas di Sore Hari

Es daluman di sini disajikan di mangkuk sederhana dengan kombinasi daluman hijau tua, santan, dan gula. Saat pertama kali sendok menyentuh daluman, teksturnya terasa lembut dan sedikit licin, tidak terlalu padat tapi juga tidak terlalu cair. Di mulut, daluman ini terasa dingin, lembut, dan memberi sensasi segar yang halus.

Santan yang digunakan cukup kental, tapi tidak bikin enek. Gurihnya santan terasa menyelimuti daluman tanpa menutupi karakter utama dalumannya sendiri. Sementara itu, manis dari gula terasa seimbang—tidak nyegrak, tidak sampai bikin serik di tenggorokan. Ini jenis dessert yang enak dinikmati saat sore, ketika kamu tidak terlalu lapar tapi butuh sesuatu yang bisa menutup hari dengan lembut.

Aftertaste-nya bersih: tidak ada rasa minyak berlebih dari santan, tidak ada sisa pahit. Yang tertinggal hanya sensasi segar dan sedikit manis yang membuat kamu pengin sendok berikutnya.

Jaja Bali: Kenyal, Manis, dan Tetap Beraroma Tradisional

Jaja Bali di warung ini hadir dalam beberapa bentuk—umumnya jajanan basah yang kenyal dan manis. Saat saya mencicipi, tekstur jajanannya cenderung empuk dengan sedikit kekenyalan di beberapa bagian, khas jajanan pasar. Manisnya tidak menabrak, tapi pelan, seperti manis gula merah atau gula pasir yang sudah lama akrab di lidah.

Yang saya suka, jaja Bali di sini tidak terasa “pabrik”. Kamu masih bisa merasakan sentuhan rumahan dari cara cetakan tidak seragam, potongan yang tidak selalu simetris, hingga aroma santan dan parutan kelapa yang muncul pelan-pelan. Dipasangkan dengan es daluman, jaja ini jadi teman yang pas: satu segmen dingin segar, satu lagi jajanan manis yang bisa dikunyah perlahan.


Informasi Praktis Buat Kamu yang Mau Mampir – Warung Es Daluman dan Jaja Bali

Supaya kunjungan kamu lebih terarah, ini beberapa catatan praktis dari observasi langsung di lapangan:

  • Waktu terbaik untuk datang: sore hari. Es daluman dan jaja Bali di sini paling pas dinikmati sekitar pukul 15.00–17.00, ketika udara sudah mulai dingin dan kamu butuh sesuatu yang manis tapi tetap ringan.
  • Jam ramai: sekitar 15.00–17.00 adalah periode di mana beberapa orang lokal mampir, baik untuk makan di tempat maupun bungkus. Tidak sampai penuh sesak, tapi cukup terasa hidup.
  • Parkir motor/mobil: parkir berada di tepi jalan. Untuk motor relatif mudah, untuk mobil perlu sedikit sabar cari posisi yang tidak mengganggu kendaraan lain.
  • Sejak kapan berdiri: ketika saya tanya, Ibu penjual tidak menyebut tahun spesifik. Informasi detail soal “sudah berdiri sejak” tidak terpampang jelas, jadi saya menganggap ini warung yang berkembang alami seiring waktu, bukan brand yang sibuk meng-highlight tahun berdiri di spanduk.
  • Durasi nyaman di lokasi: sekitar 20–30 menit sudah cukup untuk pesan, menikmati es daluman dan jaja Bali dengan santai, lalu lanjut perjalanan.

    Lihat lokasi: Google Maps

Ngobrol Sebentar dengan Ibu Penjual di Warung Desa – Warung Es Daluman dan Jaja Bali

Salah satu hal yang menurut saya penting dalam menilai sebuah tempat makan, apalagi warung desa, adalah ngobrol sebentar dengan penjualnya. Dari sana, kita bisa menangkap banyak hal: cara mereka melihat makanan, cara mereka melayani pelanggan, dan seberapa fleksibel mereka pada preferensi rasa.

Dari empat pertanyaan singkat yang saya ajukan, ini rangkumannya:

  • Daluman pakai apa?
    Ibu bercerita bahwa daluman dibuat dari daun daluman asli yang diolah sendiri, lalu dicampur dengan air kapur sirih dalam takaran tertentu supaya bisa mengental. Jadi bukan daluman instan kemasan, tapi dibuat manual dengan proses yang sudah mereka biasakan.
  • Manis bisa dikurangin?
    Menurut Ibu, tingkat manis bisa disesuaikan. Kalau kamu tidak terlalu suka manis, tinggal bilang dari awal, gula akan dikurangi. Buat yang suka lebih manis juga bisa request tambahan, tapi menurut saya standar manis bawaannya sudah cukup seimbang.
  • Bisa dibungkus bawa pulang?
    Es daluman dan jaja Bali bisa dibungkus untuk dibawa pulang. Untuk es daluman, biasanya akan dipisah antara daluman dan gula-santan, supaya rasanya tetap enak ketika baru dicampur di tempat tujuan atau di penginapan.
  • Hari buka bagaimana?
    Dari cerita Ibu, warung ini umumnya buka setiap hari, kecuali kalau ada keperluan keluarga atau hari tertentu yang membuat mereka harus libur. Jadi kalau kamu mau menjadikan tempat ini sebagai penutup trip, datang di jam sore adalah pilihan aman, namun tetap bijak kalau kamu siapkan opsi cadangan.

Obrolan singkat seperti ini menurut saya membantu menambah rasa percaya: kamu tahu apa yang kamu makan, kamu tahu kalau mereka mau menyesuaikan rasa, dan kamu tahu bahwa di balik satu mangkuk es daluman ada kerja tangan yang konsisten.


Dibanding Warung Jajanan Lain di Sekitar Kintamani – Warung Es Daluman dan Jaja Bali

Jajanan tradisional Bali
Jajanan tradisional Bali

Di Kintamani, ada cukup banyak warung jajanan lain yang juga menjual berbagai kue basah dan minuman tradisional. Tapi setiap tempat punya karakternya sendiri.

Warung desa tempat saya menikmati es daluman dan jaja Bali ini bukan yang paling besar, bukan juga yang paling heboh promonya. Justru di situlah bedanya: suasana terasa lebih personal dan santai, seolah kamu sedang mampir ke rumah tetangga, bukan ke tempat yang sibuk mengejar branding.

Kalau warung jajanan lain mungkin menawarkan lebih banyak ragam kue atau tampilan etalase yang lebih modern, di sini fokusnya terasa jelas: beberapa jenis jaja Bali yang dikerjakan rapi, es daluman yang jadi bintang utama, dan pelayanan yang pelan tapi penuh perhatian. Jadi, kalau kamu suka eksplor jajanan dan ingin bandingkan, sah-sah saja mampir ke beberapa warung. Tapi kalau kamu mencari kombinasi segar, manis, dan tetap tradisional, warung ini punya poin khusus di hati saya.


Tips Kunjungan Biar Pengalaman Kamu Makin Enak – Warung Es Daluman dan Jaja Bali

Supaya kunjungan kamu ke warung es daluman dan jaja Bali ini terasa maksimal, ada beberapa tips yang bisa kamu pakai:

  1. Datang Sore, Jangan Terlalu Melewatkan Jam Ramai
    Datang sekitar 15.00–17.00 adalah waktu yang pas. Stok jaja Bali biasanya masih cukup lengkap, es daluman masih segar, dan suasana jalanan belum terlalu sepi.
  2. Sebutkan Preferensi Manis Sejak Awal
    Kalau kamu tidak terlalu suka manis, bilang saja dari awal bahwa kamu mau gula dikurangi. Ibu penjual cukup fleksibel, jadi rasanya bisa disesuaikan dengan selera kamu.
  3. Siapkan Uang Tunai
    Kebanyakan warung desa seperti ini lebih nyaman dengan pembayaran tunai. Jangan terlalu mengandalkan pembayaran digital, supaya kamu tidak repot di kasir.
  4. Parkir dengan Sabar di Tepi Jalan
    Karena parkir motor dan mobil di tepi jalan, pastikan kamu tidak menghalangi kendaraan lain. Untuk mobil, pilih posisi parkir yang sedikit menepi dan pastikan masih ada ruang untuk kendaraan lewat.
  5. Coba Kombinasi Es Daluman + Jaja
    Kalau datang berdua atau lebih, kamu bisa berbagi: satu mangkuk es daluman untuk berdua dan beberapa potong jaja Bali untuk dicicip ramai-ramai. Ini cara seru menikmati dessert tradisional tanpa terlalu kenyang.
  6. Cocok untuk Keluarga dan Anak
    Rasa manis es daluman dan jaja Bali biasanya disukai anak-anak, apalagi kalau mereka suka tekstur kenyal dan lembut. Hanya saja, tetap pantau porsi manis dan dinginnya es untuk anak yang sensitif.

    Baca Juga : Rekomendasi Wisata Di Magelang

Jadi Wajib Dicoba Gak Nih Sebagai Penutup Trip di Kintamani? – Warung Es Daluman dan Jaja Bali

Kalau kamu mencari dessert tradisional yang bisa menutup perjalanan di Kintamani dengan tenang dan hangat, menurut saya warung es daluman dan jaja Bali di warung desa seperti ini jelas layak kamu masukkan ke itinerary. Bukan karena tempatnya heboh, tapi justru karena sederhana, segar, dan jujur dalam rasa.

Satu mangkuk es daluman menyajikan segar yang pelan, bukan yang memukul lidah. Manisnya pas, bisa disesuaikan jika kamu mau, dan tidak meninggalkan rasa berat di tenggorokan. Sementara jaja Bali memberi sentuhan tradisional yang membuat kamu merasa benar-benar sedang mencicipi bagian kecil dari keseharian warga, bukan sekadar menu yang dihadirkan demi wisatawan.

Buat saya pribadi, menutup Day 14 – Kintamani – Sore penutup trip Joana (Travellerscantik) dengan es daluman dan jaja Bali di warung desa adalah keputusan yang tepat. Kalau kamu juga suka menutup perjalanan dengan sesuatu yang sederhana tapi berkesan, tempat seperti ini pantas kamu cari dan kunjungi.

Jadi, kalau trip kamu di Kintamani sudah penuh dengan view dan aktivitas, sisakan sedikit waktu sore untuk duduk diam, pegang sendok, dan nikmati segar, manis, tradisional dalam satu momen kecil di warung desa.

Keep exploring...

Ngopi Pagi di Ritatkala Cafe Kintamani: Coffee Roastery dengan View Sunrise Batur 2025

Ngopi pagi di ritatkala cafe kintamani, coffee roastery dengan view sunrise Gunung Batur, cocok buat Kamu yang cari ngopi ringan, camilan, dan suasana tenang di Kintamani Bali.

Makan Siang Nasi Merah Sehat di Kintamani : Warung Nasi Merah Kintamani 2025

Day 14 – Kintamani – siang sebelum check-out, saya berdiri di depan koper yang sudah rapi, tapi perut justru mulai protes. Masih ada sedikit...

Places to travel

Gereja Ayam bukit rhema 2024

Gereja Ayam

Bukit Rhema Desa Karangrejo, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia
Rp 25.000,-
Wanawatu

Wanawatu

Sumberwatu, Sambirejo, Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55572
Rp 50K - Rp 150K

Kedai Bukit Rhema

Bukit Rhema Desa Karangrejo, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia
Rp 10K - Rp 100K

Related Articles

Makan Siang Nasi Merah Sehat di Kintamani : Warung Nasi Merah Kintamani 2025

Day 14 – Kintamani – siang sebelum check-out, saya berdiri di depan koper yang...

Ngopi Santai di Black Lava Coffee Kintamani: Kopi & Roti Setelah Tur Lava Hitam 2025

Day 14 – Kintamani: Setelah Tur Lava Hitam, Ngopi Dulu DongDay 14 – Kintamani...

Resto Hot Spring Toya Devasya: Makan Keluarga Setelah Berendam di Kintamani

Resto hot spring Toya Devasya jadi tempat makan keluarga setelah berendam di Kintamani, dengan pilihan menu Indonesia, Chinese, dan Italian Western yang praktis untuk siang–sore.

Sarapan Panjang di Lakeview Hotel & Restaurant Kintamani: Resto View Buat Nikmatin Kaldera

Lakeview Hotel & Restaurant Kintamani cocok buat kamu yang mau sarapan panjang dengan view kaldera Batur. Ada pilihan menu ringan, kopi hangat, parkir luas, plus suasana tenang untuk santai pagi–siang.

Buffet View di Batur Sari Restaurant: Makan Siang Keluarga Super Praktis Anti Ribet 2025

Day 12 – Kintamani – siang itu saya datang bersama rombongan keluarga yang lumayan...

Kafe View dengan Danau & Gunung : Ngopi Sore di El Lago Kintamani 2025

Ngopi sore di El Lago Kintamani setelah trip black lava jeep, menikmati kafe view dengan pemandangan danau dan gunung, camilan manis, serta suasana santai yang pas untuk menutup hari di Kintamani.

Mujair Nyat Nyat Pedas Gurih di Warung Nyat Nyat Kedisan, Kintamani 2025

Mujair nyat-nyat Warung Nyat-nyat Kedisan di Kintamani cocok buat Kamu yang lapar besar habis keliling Danau Batur. Bumbu pedas gurih, nasi hangat, view sejuk pegunungan bikin makan siang khas Bali ini berasa makin lengkap.

Sarapan di Montana Del Cafe Kintamani dengan View Batur dan Kabut Tipis

Sarapan ringan di Montana Del Cafe Kintamani dengan view Gunung Batur dan kabut pagi, cocok untuk Kamu yang ingin kafe view cantik setelah sunrise tour dan check-in di sekitar Kintamani.