Day 9 di Ubud, saya menutup hari dengan dinner setelah seharian ikut workshop batik. Badan agak lelah, kepala masih penuh motif dan warna kain yang baru saya pelajari. Di tengah hiruk-pikuk Ubud malam hari, saya hanya ingin satu: suasana tenang, lampu temaram, dan makanan hangat yang tidak ribet. Itulah alasan saya melangkah ke Casa Luna, sebuah resto ikonik di Ubud yang sudah lama sering lewat di radar, tapi baru kali ini benar-benar saya datangi.
Kenapa Saya Akhirnya Memilih Casa Luna Ubud
Buat saya, memilih tempat makan di Ubud itu bukan cuma soal menu, tapi juga soal suasana. Malam itu, saya mencari tempat yang cukup tenang untuk “turun mesin” setelah workshop batik, tapi juga tetap terasa Bali-nya. Bukan sekadar restoran internasional yang bisa kamu temukan di kota lain.
Casa Luna sering disebut sebagai salah satu resto ikonik di Ubud, dengan reputasi masakan Bali yang dibuat lebih modern dan ramah untuk lidah banyak orang. Dari luar, bangunan kayu dengan sentuhan klasik langsung memberi kesan hangat. Bukan tempat yang sok mewah, tapi terasa matang dan berpengalaman—wajar, karena resto ini sudah berdiri sejak sekitar tahun 1992, artinya sudah puluhan tahun menemani tamu yang datang dan pergi.
Saya datang dengan ekspektasi sederhana: ingin makan malam yang enak, suasana yang tenang, dan piring-piring yang masih terasa Bali, meskipun kemasannya lebih modern. Ubud memang penuh pilihan, tapi Casa Luna ini terasa seperti salah satu “nama lama” yang masih relevan, dan itu menarik untuk dibuktikan sendiri.
Lihat lokasi : Googlemaps

Pengalaman Makan di Casa Luna Ubud: Dari Suasana, Pesanan, sampai Suapan Pertama
Suasana Malam yang Tenang di Casa Luna Ubud, Bukan Sunyi
Saya datang sekitar jam 19.00, tepat saat restoran mulai ramai. Malam memang waktu yang paling pas untuk menikmati Casa Luna. Lampu kuning lembut, musik yang pelan, dan obrolan tamu yang terdengar samar membuat suasananya hidup tapi tidak berisik. Kalau kamu datang setelah seharian eksplor Ubud, vibe seperti ini enak banget untuk menutup hari.
Meja-mejanya diatur cukup lega, jadi meski ramai, kamu tidak merasa terlalu berhimpitan dengan meja sebelah. Buat yang datang berdua, suasananya cukup romantis tanpa terasa kaku. Buat yang datang dengan teman atau keluarga, masih nyaman untuk ngobrol lebih panjang sambil makan pelan-pelan.
Proses Pesan hingga Makanan Datang di Casa Luna Ubud
Begitu duduk, staf datang dengan ramah dan memberikan menu. Saya butuh beberapa menit untuk membaca, karena pilihan masakannya cukup banyak. Fokus mereka tetap pada masakan Bali dan Indonesia, tapi tampilannya dibuat lebih modern dan rapi. Ada juga beberapa pilihan internasional dan vegetarian, jadi aman kalau kamu datang dalam rombongan dengan selera yang berbeda-beda.
Waktu tunggu pesanan di Casa Luna termasuk wajar untuk ukuran restoran sit-down: sekitar 10–20 menit sampai makanan utama datang ke meja. Sambil menunggu, kamu bisa pesan minuman dulu, ngobrol, atau sekadar menikmati suasana malam di Ubud. Buat saya, ritme saji seperti ini pas: tidak terlalu cepat sampai terasa dikejar waktu, tapi juga tidak terlalu lama hingga bikin gelisah.
Rasa, Tekstur, dan Porsi
Yang menarik dari masakan Bali modern di tempat seperti ini adalah keseimbangan rasa. Bumbu tetap terasa, tapi tidak terlalu “menghantam” seperti di warung tradisional yang benar-benar lokal. Cocok untuk kamu yang ingin mencicipi karakter masakan Bali tanpa khawatir rasanya terlalu ekstrem.
Tekstur makanan terasa diperhatikan: sayur masih segar, lauk tidak overcooked, dan kuah—jika kamu pesan menu berkuah—umumnya punya lapisan rasa yang pelan-pelan muncul. Aftertaste-nya tidak berat, jadi nyaman untuk makan malam, terutama kalau besok kamu masih punya itinerary padat.
Porsi makanannya juga di titik tengah: cukup mengenyangkan untuk makan malam, tetapi tidak sampai bikin terlalu begah. Kalau datang berdua, enak banget untuk pesan beberapa menu berbeda lalu share, supaya bisa mencoba lebih banyak rasa dalam satu kali kunjungan.
Baca juga : Laka Leke Garden Ubud: Restoran Keluarga dengan Taman Luas dan Pertunjukan Tari Bali
Informasi Praktis tentang Casa Luna Ubud: Jam Ramai, Parkir, dan Lama Singgah
Untuk urusan praktis, ada beberapa hal yang perlu kamu tahu sebelum datang ke Casa Luna:
- Enak didatangi saat: Malam hari. Suasana lampu, udara Ubud yang mulai sejuk, dan ritme restoran yang hidup tapi tetap tenang membuat dinner di sini terasa pas.
- Jam ramai: Sekitar pukul 19.00–21.00. Kalau kamu datang di rentang waktu ini, kemungkinan besar akan bertemu cukup banyak tamu, terutama di high season.
- Parkir motor/mobil: Parkiran terbatas, khas area Ubud yang jalannya tidak terlalu lebar. Kalau bawa mobil, idealnya datang sedikit lebih awal atau siap jalan kaki sedikit dari area yang agak lengang.
- Sudah berdiri sejak: Sekitar ±1992, jadi ini bukan restoran baru kemarin sore. Ada rasa “matang” dalam cara mereka mengelola dapur dan menyajikan pengalaman makan.
- Waktu menunggu pesanan: Sekitar 10–20 menit sampai makanan utama keluar, tergantung seberapa ramai restoran saat itu.
- Durasi di lokasi: Saya pribadi menghabiskan waktu 60–90 menit di sini—cukup untuk makan dengan santai, ngobrol, dan tidak merasa dikejar-kejar.
Informasi kecil seperti ini penting, terutama kalau kamu sedang travelling dengan jadwal yang lumayan padat atau membawa anak kecil yang sensitif dengan waktu makan.

Ngobrol Singkat dengan Karyawan Casa Luna Ubud: Insight dari Orang Dalam
Sebelum pulang, saya sempat ngobrol sebentar dengan salah satu staf. Dari obrolan singkat itu, ada beberapa insight menarik yang menurut saya berguna buat kamu:
- Menu Bali favorit tamu
Menurut mereka, banyak tamu suka menu-menu khas Bali yang dibawa dengan sentuhan modern, seperti hidangan ayam atau ikan berbumbu rempah dengan presentasi yang lebih rapi. Intinya, rasa tetap Bali, tapi tampilannya instagramable. - Wine pairing
Mereka bilang, beberapa tamu suka memadukan hidangan Bali dengan white wine atau rosé yang ringan. Bukan wine pairing yang super teknis, tapi cukup untuk membuat makan malam terasa sedikit lebih spesial. Kalau kamu bingung, tanya saja rekomendasi wine yang tidak terlalu berat untuk dipasangkan dengan makanan yang kamu pesan. - Vegetarian options
Casa Luna cukup ramah untuk vegetarian. Ada beberapa menu berbasis sayur, olahan kacang-kacangan, dan hidangan yang bisa dibuat tanpa daging. Jadi kalau kamu datang dengan teman yang vegetarian, restoran ini termasuk aman. - Reservasi
Untuk malam-malam tertentu, terutama akhir pekan atau musim liburan, reservasi sangat disarankan. Mereka menyarankan untuk booking dulu kalau kamu ingin datang antara jam 19.00–21.00 agar tidak perlu menunggu lama.
Obrolan singkat seperti ini membuat saya merasa bahwa tim di Casa Luna cukup memahami karakter tamu mereka: ada yang datang untuk mencoba masakan Bali, ada yang cari suasana, ada juga yang sekadar ingin makan enak tanpa terlalu banyak drama.
Casa Luna Ubud vs Hujan Locale: Dua Gaya, Dua Suasana
Di Ubud, nama Casa Luna dan Hujan Locale sering muncul di daftar rekomendasi restoran. Keduanya sama-sama mengusung masakan Indonesia/Bali dengan pendekatan modern, tapi rasa pengalaman makannya sedikit berbeda.
- Casa Luna
Terasa seperti rumah makan ikonik yang sudah lama berdiri. Suasananya hangat, klasik, dan menenangkan. Cocok untuk kamu yang ingin dinner santai dengan nuansa Bali yang lembut dan tidak terlalu eksperimental. Di sini, fokusnya lebih ke rasa yang menenangkan dan suasana yang membuat kamu betah duduk agak lama. - Hujan Locale
Sementara itu, Hujan Locale sering dipersepsikan sebagai tempat yang sedikit lebih “trendy” dan eksploratif dalam hal rasa. Cocok buat kamu yang suka mencoba interpretasi baru dari masakan Nusantara dan tidak keberatan dengan suasana yang sedikit lebih urban.
Kalau boleh disederhanakan:
Casa Luna lebih ke arah klasik-tenang dengan sentuhan modern, sedangkan Hujan Locale cenderung terasa seperti “ruang eksperimen rasa” yang stylish. Keduanya sama-sama menarik, tinggal sesuaikan dengan mood dan gaya makanmu malam itu.
Tips Biar Dinner di Casa Luna Ubud Makin Nyaman
Supaya pengalaman makanmu di Casa Luna terasa maksimal, ada beberapa tips yang bisa kamu pertimbangkan:
- Datang sedikit sebelum jam ramai
Kalau kamu ingin suasana lebih tenang dan tidak terlalu padat, coba datang sekitar pukul 18.30–19.00. Kamu masih kebagian atmosfer malam Ubud, tapi biasanya belum terlalu penuh. - Pertimbangkan soal parkir
Karena parkir terbatas, terutama untuk mobil, lebih nyaman naik motor, jalan kaki dari penginapan jika dekat, atau menggunakan transport online. Ini mengurangi stres di awal kunjungan. - Pesan beberapa menu untuk dibagi
Kalau datang berdua atau bertiga, lebih seru pesan beberapa menu lalu share. Dengan begitu, kamu bisa mencoba lebih banyak variasi masakan Bali modern dalam sekali datang. - Tanya soal rekomendasi menu Bali dan wine pairing
Jangan ragu bertanya ke staf tentang menu Bali yang paling banyak disukai tamu atau wine yang cocok dengan makananmu. Mereka cukup terbiasa menjawab hal-hal seperti ini, dan insight kecil itu bisa bikin pengalaman makan terasa lebih personal. - Cocok untuk pasangan dan keluarga dengan anak yang sudah agak besar
Suasananya tenang dan agak “dewasa”, jadi paling pas untuk pasangan atau keluarga dengan anak yang sudah bisa duduk makan cukup lama. Kalau kamu membawa balita yang sangat aktif, pertimbangkan jam yang lebih awal agar anak tidak terlalu lelah. - Luangkan waktu 60–90 menit
Casa Luna bukan tipe tempat makan “makan kilat lalu pergi”. Idealnya, siapkan waktu sekitar satu sampai satu setengah jam untuk benar-benar menikmati makanan dan suasananya.
Akhir dari Experience Ini: Jadi Wajib ke Casa Luna Ubud Nggak, Nih?
Kalau harus mengkategorikan, buat saya pribadi Casa Luna Ubud masuk kategori “Layak dicoba”—bahkan sangat layak—terutama kalau kamu:
- mencari suasana tenang untuk menutup hari di Ubud,
- suka tempat makan dengan nuansa klasik yang terasa matang dan berpengalaman,
- tetap ingin merasakan sentuhan Bali dalam hidangan, meski kemasannya lebih modern dan rapi.
Casa Luna bukan tempat untuk kamu yang mencari kejutan rasa ekstrem atau eksplorasi kuliner yang sangat eksperimental. Tapi kalau yang kamu inginkan adalah makan malam yang enak, suasana yang menenangkan, dan pengalaman di sebuah resto ikonik yang sudah lama menjadi bagian dari wajah kuliner Ubud, tempat ini sangat layak masuk itinerary.
Singkatnya:
Kalau kamu punya beberapa malam di Ubud, sempatkan setidaknya satu malam untuk dinner di sini. Mungkin bukan “sekali seumur hidup” yang dramatis, tapi justru tipe tempat yang mudah kamu rindukan dan ingin kamu datangi lagi di kunjungan berikutnya.



